Fenomena Rojali dan Rohana di Mal: Beban atau Peluang bagi Ritel? Ini Kata Ketua APPBI Jatim
SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Fenomena pengunjung pusat perbelanjaan yang hanya berjalan-jalan tanpa belanja, populer dengan sebutan "Rojali" (Rombongan Jarang Beli) dan "Rohana" (Rombongan Hanya Nanya), kembali menjadi sorotan publik. Namun menurut Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jawa Timur, Sutandi Purnomosidi, tren ini bukanlah hal baru.
“Sejak dulu orang datang ke mal hanya untuk window shopping. Itu wajar dan sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat urban,” ujarnya.
Sutandi bahkan menyebut para "Rojali" dan "Rohana" ini sebagai pembeli potensial (potential buyer) yang dapat dikonversi menjadi konsumen aktif jika ditangani dengan strategi yang tepat.
Menurut Sutandi, aktivitas berkunjung ke mal, terutama di akhir pekan, merupakan sarana rekreasi yang sah bagi masyarakat. Bahkan, kehadiran mereka justru menjadi peluang emas bagi pelaku ritel untuk menggencarkan promosi dan menciptakan pengalaman belanja yang menarik.
“Kalau mereka sudah datang, itu artinya ada niat. Tugas pelaku ritel lah bagaimana mengubah niat itu menjadi transaksi. Kreativitas adalah kunci,” tegasnya.
Namun demikian, Sutandi tak menampik bahwa daya beli masyarakat mengalami penurunan dalam setahun terakhir. Salah satu indikatornya adalah lesunya penjualan saat momen Lebaran 2025 yang dinilai tidak lebih baik dibanding tahun sebelumnya.
“Harus kita pahami juga, ada faktor inflasi. Jadi walaupun nilai transaksi sama, volumenya bisa lebih kecil. Ini juga terjadi saat liburan sekolah kemarin,” jelas Direktur Pakuwon Group tersebut.
Editor : Arif Ardliyanto