Jelang Ramadan, LD PBNU: Waspadai Penceramah Radikal

Ia juga memandang perlu masyarakat untuk memahami konteks radikal sebagai segala sesuatu yang menyalahi konstitusi.
Di antaranya anti terhadap Pancasila, anti terhadap NKRI, anti terhadap keberagaman, dan anti terhadap UUD NRI Tahun 1945.
“Apapun yang bertentangan dengan konsensus yang ditetapkan para pendiri bangsa, yakni Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945, dapat dikatakan radikal,” tegas Nurul.
Terkait toleransi, Nurul menambahkan bahwa Indonesia adalah negara multikultur dan multiagama.
Sehingga moderasi beragama menjadi hal yang penting untuk diarusutamakan.
“Sebagaimana kita tahu moderasi beragama berarti cara beragama jalan tengah. Dengan moderasi beragama, seseorang tidak ekstrem dan tidak berlebih-lebihan saat menjalani ajaran agamanya, sehingga kultur persatuan di tengah-tengah umat dan bangsa akan terus terjaga,” jelasnya.
Ia menyampaikan bahwa terdapat empat indikator penguatan moderasi beragama yaitu toleransi, anti kekerasan, wawasan kebangsaan, dan terakhir ramah tradisi.
Editor : Ali Masduki