Lomba Estafet Kardus dan Voli Terpal Bikin Ngakak, Sekolah di Surabaya Ini Jadi Heboh
SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia selalu menjadi momen spesial yang ditunggu masyarakat. Tahun 2025 ini, Indonesia genap berusia 80 tahun sebagai negara merdeka. Di berbagai penjuru tanah air, kemeriahan tampak melalui beragam lomba kreatif, tak terkecuali di SMA Wijaya Putra Surabaya yang mengusung tema unik: GROW (Gather, Reach Out, Win).
Tema ini mengajak siswa untuk berkumpul, membangun kebersamaan, dan meraih kemenangan secara sportif. Bukan sekadar slogan, semangat GROW benar-benar terasa lewat empat lomba yang digelar selama dua hari, 13–14 Agustus 2025.
Pada hari pertama, sorotan utama tertuju pada lomba Estafet Kardus. Setiap tim beranggotakan empat siswa harus maju menuju garis akhir dengan cara berpindah dari satu kardus ke kardus lain yang dijadikan pijakan. Tantangannya, ukuran kardus sangat kecil sehingga mereka harus saling merangkul erat agar kaki tidak keluar batas.
Pemandangan ini sukses memancing gelak tawa penonton. Banyak momen kocak terjadi, mulai dari kardus yang tergeser, anggota tim yang hampir terjatuh, hingga ekspresi panik bercampur semangat yang bikin penonton susah berhenti tertawa.
Hari kedua menjadi puncak kemeriahan dengan lomba Voli Terpal. Berbeda dari voli biasa, permainan ini menggunakan terpal besar sebagai pengganti net dan permukaan pemantul bola. Pemain tidak bisa melihat posisi lawan, sehingga strategi dan komunikasi jadi kunci utama.
Safira, salah satu peserta yang timnya meraih juara 2, mengaku ketagihan mengikuti lomba ini.
“Tahun lalu aku ikut, jadi udah punya chemistry sama tim. Seru banget karena kita gak bisa lihat lawan. Momen ini bikin aku makin dekat sama teman sekelas,” ujarnya.
Tak hanya pemain, para pendukung pun mencuri perhatian. Kelas XII-3 misalnya, tampil totalitas membawa terompet, memakai bando lucu, hingga membuat poster dengan slogan nyentrik “Menang Kalah Pikir Keri, Penting Berak-Berok”. Aksi mereka mengantarkan gelar Best Supporter.

Tak mau kalah, beberapa kelas lain berinovasi menggunakan panci sebagai pengganti drum, menambah riuh suasana lapangan.
Ketua pelaksana, Octaviani, menegaskan bahwa tujuan lomba ini bukan hanya hiburan, tetapi juga pembelajaran.
“Hampir semua lomba butuh kerja sama. Ini selaras dengan tema GROW, agar siswa bisa belajar berkomunikasi, saling merangkul, dan berkembang bersama,” jelasnya.
Dua hari perayaan ini menegaskan satu hal: kemenangan bukan hanya milik yang bertanding di arena, tapi milik seluruh warga sekolah yang hadir dan bersatu dalam semangat kebersamaan. Inilah yang membuat HUT RI ke-80 di SMA Wijaya Putra tak sekadar serangkaian lomba, melainkan perayaan hangat yang penuh tawa dan cerita tak terlupakan.
Penulis :
Wulan Safira
Jurnalis SMA Wijaya Putra.
Editor : Arif Ardliyanto