Tiga Dosen Ini Ubah Limbah Pisang Jadi Pupuk Organik, Produktivitas UMKM di Gresik Meningkat Drastis
SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Tiga dosen Universitas Wijaya Putra (UWP) Surabaya berhasil mengubah limbah kulit dan batang pisang menjadi pupuk organik bernilai guna. Inovasi ramah lingkungan ini muncul saat melakukan pengabdian pada masyarakat di Gresik.
Dosen-dosen ini langsung mengikuti program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) dan menjalin kerja sama dengan mitra UMKM keripik pisang di Gresik. Tim PKM yang diketuai Erwan Aristyanto bersama anggota Krisnadhi Hariyanto dan Desy Ismah Anggraini mengusung tema Kemandirian Bangsa Berbasis Ekonomi Hijau.
Selain mengolah limbah menjadi pupuk organik, mereka juga memberikan bantuan Teknologi Tepat Guna (TTG) berupa mesin keripik pisang modern kepada Budi Sutiawan, pemilik usaha keripik pisang Al-Maulana di Desa Sidowungu, Menganti, Gresik. Lokasi mitra ini hanya berjarak 11 kilometer dari Kampus UWP.
Menurut Erwan, usaha yang dikelola mitra banyak menghadapi berbagai masalah, seperti keterbatasan kapasitas produksi, kualitas produk yang belum konsisten, hingga sarana produksi tradisional. Persoalan lain juga muncul dari aspek kebersihan, pemasaran, hingga pencatatan keuangan usaha.
“Kami berusaha memberikan solusi menyeluruh. Mulai dari pengembangan mesin keripik pisang yang ergonomis dan hemat energi, pelatihan produksi higienis, hingga pendampingan pemasaran digital serta manajemen keuangan,” ungkap Erwan, Senin (8/9/2025).
Dalam implementasinya, tim dosen UWP menekankan tiga aspek utama: Produksi: pengadaan mesin keripik pisang modern, pelatihan produksi higienis, serta pemanfaatan komposter limbah. Pemasaran: pelatihan penjualan offline dan online, perbaikan desain kemasan, serta pembuatan label dan merek yang menarik dan Manajemen Usaha: pendampingan pencatatan keuangan sederhana agar usaha lebih terukur dan berkelanjutan.
Dampak program ini dirasakan langsung oleh mitra. Kapasitas dan kualitas produk meningkat hingga 30 persen, omzet usaha naik 30 persen, sementara pengetahuan serta keterampilan pelaku UMKM bertambah hingga 50 persen.

Erwan menegaskan, keberhasilan ini membuktikan bahwa perguruan tinggi memiliki peran strategis dalam menggerakkan ekonomi hijau di tingkat lokal. “Kami berharap model pemberdayaan ini bisa diterapkan di berbagai daerah. Dengan begitu, potensi lokal dapat terus dikembangkan tanpa merusak lingkungan,” ujarnya.
Selain para dosen, mahasiswa UWP juga terlibat aktif dalam kegiatan pelatihan, pendampingan, serta penguatan manajemen usaha. Kolaborasi ini diharapkan menjadi contoh sinergi akademisi dan masyarakat dalam menciptakan kemandirian ekonomi berbasis lingkungan berkelanjutan.
Editor : Arif Ardliyanto