Rugikan Buruh di Surabaya, Perindo Jatim Desak Polisi Usut Dugaan Premanisme
SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Gelombang kecaman datang menyusul aksi premanisme yang diduga mengganggu aktivitas buruh di Surabaya. Partai Perindo Jawa Timur menuntut aparat kepolisian bergerak cepat menindak tegas pelaku, lantaran tindakan tersebut tidak hanya merugikan penghasilan para pekerja, tetapi juga meninggalkan trauma mendalam bagi keluarga mereka.
Sekretaris DPD Partai Perindo Surabaya, Andre Setiawan, menegaskan bahwa tindakan sepihak yang dilakukan di luar prosedur hukum jelas melanggar hak dasar buruh.
“Eksekusi yang dilakukan tanpa melibatkan pihak berwenang bukan hanya menggerus pendapatan para pekerja, tetapi juga mengganggu stabilitas psikologis keluarga yang bergantung pada mereka. Hukum harus hadir untuk semua, tanpa pandang bulu,” tegas Andre, Rabu (24/9/2025).
Seruan senada disampaikan Ketut Surya Putra, Co-Founder Judistia Law Office. Ia menilai tindakan semacam itu berpotensi menimbulkan ketakutan berkepanjangan.
“Setiap proses hukum harus berjalan sesuai prosedur. Membiarkan pihak tidak berwenang melakukan eksekusi sama saja melemahkan keadilan. Polisi harus hadir sebagai pelindung masyarakat,” ujarnya.
Peristiwa ini ternyata tidak hanya menyisakan kerugian materiil. Richard, salah satu pemilik usaha sekaligus korban, mengungkapkan beratnya dampak psikologis yang dirasakan karyawan dan keluarganya.
“Anak-anak jadi ketakutan, bahkan ada yang sampai pingsan akibat intimidasi. Para karyawan saya benar-benar terpukul, padahal mereka sudah saya anggap keluarga sendiri,” tutur Richard melalui pesan singkat.
Partai Perindo menegaskan bahwa buruh adalah tulang punggung perekonomian dan tidak boleh menjadi korban kesewenang-wenangan. Oleh karena itu, partai berlambang rajawali ini mendorong penyelidikan independen, penegakan hukum yang konsisten, serta perlindungan maksimal bagi para pekerja.
“Premanisme tidak boleh diberi ruang di Kota Pahlawan. Surabaya harus menjadi kota yang aman bagi buruh, karena mereka adalah penggerak ekonomi sekaligus penopang keluarga,” pungkas Andre.
Editor : Arif Ardliyanto