get app
inews
Aa Text
Read Next : LPS Ungkap 77 Juta Rekening di Jawa Timur Aman Terjamin, Ini Dampak Nyata bagi Nasabah

Tren Menabung Masyarakat Turun di September 2025, Apa Penyebabnya?

Jum'at, 03 Oktober 2025 | 08:18 WIB
header img
Perkembangan Indeks Menabung Konsumen dan Indeks Kepercayaan Konsumen pada September 2025 mengalami penurunan. Foto iNewsSurabaya/ist

JAKARTA, iNewsSurabaya.id – Kebiasaan menabung masyarakat Indonesia menunjukkan tren melandai pada September 2025. Laporan terbaru Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat Indeks Menabung Konsumen (IMK) berada di level 77,3, turun 1,6 poin dibanding Agustus 2025.

Penurunan ini selaras dengan melemahnya Indeks Intensitas Menabung (IIM) yang merosot 3,6 poin ke posisi 67,1. Meski begitu, ada secercah optimisme karena Indeks Waktu Menabung (IWM) justru naik tipis 0,4 poin menjadi 87,4.

Survei LPS mengungkap, 54,4% responden menabung lebih sedikit dari rencana awal, naik dari 47,5% pada bulan sebelumnya. Di sisi lain, jumlah masyarakat yang sama sekali tidak menabung justru menurun, dari 32% menjadi 30,3%.

Artinya, sebagian besar masyarakat masih berusaha menyisihkan uang meski jumlahnya terbatas. “Tren ini berkaitan dengan meningkatnya pengeluaran rumah tangga, khususnya untuk biaya pendidikan di awal tahun akademik baru,” ujar Direktur Group Riset LPS, Seto Wardono, Kamis (2/10/2025).

Dari sisi waktu, 26,1% responden menilai saat ini adalah momen yang tepat untuk menabung, meningkat dari 24,5% pada Agustus. Bahkan, 35,8% responden percaya tiga bulan ke depan akan menjadi waktu yang lebih baik untuk menabung.

Optimisme ini menunjukkan masyarakat tetap punya niat menjaga tabungan, meskipun tekanan ekonomi sedang kuat.

Laporan LPS juga menyoroti perbedaan berdasarkan pendapatan rumah tangga (RT). Kelompok dengan penghasilan Rp1,5 juta–Rp3 juta/bulan mengalami penurunan IMK terdalam, yaitu minus 6,1 poin. Disusul kelompok Rp3 juta–Rp7 juta/bulan yang turun 1,9 poin.

Menariknya, rumah tangga dengan penghasilan di atas Rp7 juta/bulan masih bertahan di level optimis (IMK > 100), meski turun tipis 0,4 poin. Sementara itu, kelompok berpendapatan kurang dari Rp1,5 juta/bulan justru melonjak 21,8 poin.

Hasil Survei Konsumen dan Perekonomian (SKP) LPS memperlihatkan sinyal campuran. Indeks Ekspektasi (IE) masih bertahan di level optimis, yaitu 109,0, meski turun 2 poin dari Agustus. Namun, Indeks Situasi Saat Ini (ISSI) turun tajam 5,4 poin ke 65,8, menandakan persepsi masyarakat terhadap kondisi ekonomi dan lapangan kerja saat ini belum membaik.

Dampaknya, Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) September 2025 turun menjadi 90,5, lebih rendah 3,5 poin dibanding bulan sebelumnya.

“Faktor kenaikan harga sembako, kondisi kerja yang sulit, hingga cuaca ekstrem yang mengancam hasil panen memberi tekanan besar pada daya beli masyarakat,” tambah Seto.

Apa Artinya Bagi Masyarakat?

Turunnya intensitas menabung memberi sinyal tantangan ekonomi yang nyata, khususnya bagi kelas menengah. Meski begitu, optimisme masyarakat untuk tetap menabung, baik sekarang maupun beberapa bulan ke depan, bisa menjadi harapan bahwa daya tahan ekonomi rumah tangga Indonesia masih cukup kuat.

 

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut