Anang–Ashanty Ajak Generasi Muda Madura Jadi Pelaku, Bukan Penonton Industri Kreatif
Menanggapi hal itu, Anang menegaskan bahwa karya kreatif tidak bisa hanya bergantung pada tren.
“Bertahan di industri musik maupun kreatif butuh adaptasi dengan perkembangan zaman. Karya harus punya nilai lebih, tidak hanya didengar, tapi juga dimaknai,” jelas Anang.
Pesan tersebut selaras dengan data Kementerian Ekonomi Kreatif yang mencatat investasi sektor kreatif pada kuartal I 2025 mencapai Rp43,2 triliun, atau 31,7 persen dari target tahunan Rp136,28 triliun. Angka tersebut menunjukkan bahwa industri kreatif kini menjadi pilar penting ekonomi nasional, bukan sekadar ruang ekspresi.

Pemerintah bahkan telah memetakan 17 subsektor ekonomi kreatif bersama Badan Pusat Statistik (BPS) yang terukur dan berkontribusi nyata pada pertumbuhan ekonomi.
Talk show ini tidak hanya menjadi ajang berbagi pengalaman, tetapi juga wadah jejaring mahasiswa, UMKM, dan komunitas kreatif Madura. Harapannya, UTM mampu melahirkan generasi muda yang bukan hanya konsumen, tetapi produsen karya kreatif yang mampu menembus panggung nasional bahkan global.
Dengan dukungan kampus, tokoh nasional, serta semangat anak muda Madura, industri kreatif di Pulau Garam diyakini bisa berkembang pesat dan memberi kontribusi nyata bagi Indonesia.
Editor : Arif Ardliyanto