Surabaya Hidupkan Lagu Anak-Anak, 250 Guru Kesenian Surabaya Dilatih Ciptakan Lagu Dolanan Anak
SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Lagu anak-anak kembali mendapat panggung istimewa di Kota Surabaya. Pemerintah melalui program Kita Cinta Lagu Anak (KILA) berkomitmen menghidupkan kembali ekosistem lagu anak Indonesia agar generasi muda menikmati karya sesuai usianya, bukan sekadar mengikuti tren lagu orang dewasa.
Tahun 2025, KILA menghadirkan dua agenda utama di Surabaya: Workshop Guru Kesenian se-Kota Surabaya bertema “Guruku Bikin Lagu – Dunia Jadi Seru” dan Pentas Lagu Anak “Sahabat Dolanan”.
Workshop yang digelar 30 September 2025 di SD Kristen Gloria 03 Mulyorejo diikuti lebih dari 250 guru kesenian dari Surabaya dan sekitarnya. Dalam sesi tersebut, para guru didorong menciptakan lagu dolanan anak yang mendidik, penuh pesan moral, namun tetap seru dan sesuai karakter generasi masa kini.
Tiga karya terbaik akan mendapat penghargaan dari Kementerian Kebudayaan. Suasana hangat penuh tawa membuat acara ini terasa bukan sekadar pelatihan, melainkan ruang berbagi ide kreatif antarpendidik.
Workshop dipandu Kak Carmelia Tantri Agni dan Kak Septiani Agustina, serta menghadirkan pelatih Kak Maureen Tuahatu, Kak Tanti Hudoro, dan Kak Alfa Dwiagustiar. Sementara itu, dewan juri berasal dari unsur Kementerian Kebudayaan, Dinas Pendidikan Kota Surabaya, dan KILA.
Sebagai puncak acara, KILA menggelar pentas lagu anak bertajuk “Sahabat Dolanan” pada 3 Oktober 2025 di Balai Pemuda Surabaya. Pertunjukan ini menghadirkan siswa dari berbagai sekolah, seperti SDN Ketintang 1, SD Santo Yoseph, SDN Sumur Welut 3, Vision School Surabaya, hingga grup band SMAN 4 Sidoarjo.
Para Duta KILA—Theo, Saka, Alisha, Angel, Nikeisha, Shelomita, Mikael, Aiko, Krissan, dan Shabiyya—turut tampil membawakan karya pemenang lomba cipta lagu KILA 2020–2025. Kolaborasi mereka semakin semarak dengan penari cilik dari Sanggar Laboratorium Remno Surabaya.
Direktur Film, Musik, dan Seni Kementerian Kebudayaan RI, Saifullah Agam, menegaskan pentingnya menghidupkan kembali ruang bagi lagu anak-anak.
“Dulu kita punya banyak penyanyi anak dengan lagu-lagu yang jadi bagian keseharian. Sekarang anak-anak lebih sering menyanyikan lagu orang dewasa. Lewat KILA, kami ingin menghadirkan kembali lagu yang sesuai usia mereka,” ujarnya.

Sementara itu, penasihat KILA Dhenok Bientarno menambahkan, lagu anak harus tumbuh menjadi teman sehari-hari yang bermutu, menyenangkan, dan relevan bagi anak, guru, maupun orang tua.
Sejak diluncurkan pada 2020, KILA telah melahirkan puluhan karya lagu anak dan memperkenalkan sejumlah Duta KILA dari berbagai daerah di Indonesia. Lagu-lagu hasil program ini kini tersedia di platform musik digital sehingga mudah diakses sebagai sarana hiburan sekaligus pendidikan.
Program KILA yang hadir ketiga kalinya di Surabaya diharapkan menjadi momentum penting untuk membangkitkan kembali dunia lagu anak. Dengan dukungan guru, orang tua, dan masyarakat, lagu anak-anak bisa kembali menjadi identitas budaya sekaligus teman bermain generasi penerus bangsa.
Editor : Arif Ardliyanto