PLN ICE 2025 Jadi Ajang Adu Inovasi dalam Pengembangan Teknologi Energi Bersih
SURABAYA, iNewsSurabaya.id - PLN terus memperkuat ekosistem inovasi teknologi dan energi bersih di Indonesia melalui penyelenggaraan PLN Innovation & Competition in Electricity (PLN ICE) 2025.
Kegiatan yang telah memasuki tahun kelima ini menjadi bagian dari program PLN Peduli dalam skema Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Perlombaan ini terdiri dari empat kategori, yakni Electric Go Kart Race, Drag Motor EV, Rally Micro EV Car, serta Business Start Up Competition.
Untuk lokasi perlombaan, Drag Motor EV digelar di Kenjeran Park, Electric Go Kart Race di Sirkuit ITS, Rally Micro EV Car di area Surabaya dan Business Start Up Competition di salah satu hotel di Surabaya. Perlombaan akan berlangsung pada Minggu (23/11/2025).
General Manajer PT PLN Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang), Mochamad Soleh, menjelaskan bahwa PLN ICE dirancang untuk membangun kemandirian teknologi nasional sekaligus memperkuat ekosistem energi di masa depan.
Kegiatan PLN ICE ini adalah bagian dari rangkaian program PLN Peduli dalam TJSL, di mana PLN membantu membangun ekosistem kemandirian teknologi dan kemandirian energi di Indonesia.
“Melalui kompetisi desain, rancang bangun, hingga skema bisnis startup, kami ingin membentuk kapabilitas bangsa yang didukung dosen, mahasiswa, dan industri,” ujar Soleh usai pembukaan PLN ICE 2025 di Sirkuit Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS), Sabtu (22/11/2025).
Tahun ini PLN ICE mengusung kompetisi startup energi, rancang bangun EV, gokart listrik, urban mobility, dan mini EV. Dari 147 pendaftar, PLN menyeleksi menjadi 47 finalis dari 18 perguruan tinggi untuk tampil dalam puncak acara.
Menurut Soleh, kompetisi ini penting karena tidak cukup hanya menciptakan teknologi. Diperlukan juga model bisnis yang dapat mendorong produk menjadi unggul dan terkomersialisasi.
“Startup adalah bagian penting dari ekosistem. Kalau hanya membangun teknologi tanpa model bisnis, manajemen, dan skema komersialnya, maka inovasi itu tidak berkembang,” jelasnya.
Editor : Arif Ardliyanto