SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Pergantian nama pada gapura makam di wilayah Babatan, Surabaya, memantik protes dari warga setempat. Selama puluhan tahun, kompleks pemakaman itu dikenal sebagai “Makam Islam Babatan”, sebagaimana tertera pada papan kayu jati lama. Namun pada pembangunan gapura baru berbahan cor, tulisan tersebut diganti menjadi “Makam Babatan”, tanpa penjelasan maupun musyawarah.
Bagi sebagian warga, perubahan satu frase kecil itu bukan sekadar urusan estetika, melainkan dianggap menghapus identitas dan sejarah kampung mereka.
Giono, salah satu warga yang ikut menyuarakan keberatan, mengatakan masyarakat tidak menolak pembangunan gapura baru. Namun penghilangan kata “Islam” dari nama makam dinilai mengikis makna yang telah melekat sejak lama.
“Kami hanya minta nama aslinya tetap dipakai. Tulisan Makam Islam itu bukan sekadar huruf, tetapi identitas sejak dulu,” ujarnya, Selasa (9/12/2025).
Menurutnya, banyak warga yang sejak kecil tumbuh dengan nama itu. Mengubahnya begitu saja terasa seperti memindahkan sejarah yang sudah turun-temurun.
Dukungan atas protes warga juga datang dari Modin Babatan, H. Abdurahman, yang menegaskan bahwa nama lama mengandung nilai religius serta sejarah para tokoh agama yang dimakamkan di sana.
“Sejak dulu disebut Makam Islam Babatan. Banyak tokoh agama dimakamkan di lokasi ini. Jadi namanya tidak boleh dilepaskan dari identitas keislaman,” tegasnya.
Menurutnya, perubahan nama tanpa dialog rentan menimbulkan kesalahpahaman, terutama karena makam tersebut memiliki kedudukan penting dalam kehidupan keagamaan masyarakat Babatan.
Sigit, Ketua LPMK Babatan, menyayangkan proses pergantian nama yang tidak terlebih dahulu dibicarakan bersama masyarakat.
“Aspirasi warga harus dihormati. Kalau perubahan nama belum melalui kesepakatan bersama, tentu perlu dikaji ulang,” ujarnya.
Ia memastikan LPMK siap memfasilitasi dialog antara warga, tokoh agama, pengelola makam, dan pihak kelurahan agar persoalan ini tidak melebar.
“Kami akan duduk bersama untuk menyelesaikan persoalan ini secara musyawarah,” tambahnya.
Hingga artikel ini diterbitkan, belum ada keterangan resmi dari pengelola makam maupun pihak kelurahan terkait alasan penggantian tulisan pada gapura baru tersebut.
Warga berharap tulisan “Makam Islam Babatan” bisa dikembalikan seperti semula, atau setidaknya dicantumkan berdampingan agar jejak sejarah dan identitas wilayah tidak hilang.
Editor : Arif Ardliyanto