get app
inews
Aa Text
Read Next : Terminal Kijing Resmi Beroperasi, Pelindo Buka Layanan Peti Kemas di Kalimantan Barat

Teknologi Ramah Lingkungan Jadi Harapan Baru Nelayan Karimunjawa, Bisa Hidupkan Wisata Bawah Laut

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:07 WIB
header img
Pelindo Terminal Petikemas menghadirkan teknologi terumbu buatan APR di Karimunjawa sebagai upaya pelestarian terumbu karang dan penguatan ekonomi masyarakat pesisir. Foto iNewsSurabaya/ist

SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Laut Karimunjawa tak hanya menyimpan keindahan, tetapi juga harapan hidup bagi ribuan warga pesisir. Menyadari potensi sekaligus tantangan tersebut, PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) mengambil langkah nyata dengan mendorong pengembangan ekonomi biru dan pariwisata berkelanjutan melalui penerapan teknologi terumbu buatan Artificial Patch Reef (APR).

Teknologi ramah lingkungan ini mulai diterapkan di Karimunjawa, Jawa Tengah, sebagai upaya memulihkan ekosistem terumbu karang yang menjadi tulang punggung wisata bahari dan mata pencaharian nelayan setempat. Berkolaborasi dengan Universitas Diponegoro (Undip), Pelindo menyerahkan empat unit APR yang mampu menampung sekitar 600 koloni karang kepada kelompok nelayan “Omah Karang”.

Bagi para nelayan di Dukuh Nyamplungan, Desa Karimunjawa, kehadiran APR bukan sekadar inovasi teknologi, tetapi simbol harapan baru. Terumbu buatan ini diharapkan mempercepat pertumbuhan karang, menjaga kelestarian laut, sekaligus menghadirkan daya tarik wisata bawah laut yang berkelanjutan.


Pelindo Terminal Petikemas menghadirkan teknologi terumbu buatan APR di Karimunjawa sebagai upaya pelestarian terumbu karang dan penguatan ekonomi masyarakat pesisir. Foto iNewsSurabaya/ist

Peresmian pemasangan APR yang digelar pada 10 Desember 2025 itu dihadiri masyarakat nelayan, pemerintah desa dan kecamatan, hingga perwakilan Balai Taman Nasional Karimunjawa. Momentum tersebut menandai sinergi antara dunia usaha, akademisi, dan masyarakat dalam menjaga laut Karimunjawa.

Corporate Secretary PT Pelindo Terminal Petikemas, Widyaswendra, menegaskan bahwa penerapan APR dirancang untuk memberi manfaat ganda, baik bagi lingkungan maupun kesejahteraan warga pesisir.

“Kami ingin teknologi APR ini tidak hanya memulihkan ekosistem laut, tetapi juga memperkuat ekonomi masyarakat pesisir. Keterlibatan warga lokal menjadi kunci agar pariwisata Karimunjawa tumbuh secara berkelanjutan,” ujarnya.

Sebelum hadirnya APR, kelompok nelayan Omah Karang telah lebih dulu mengembangkan wisata adopsi karang secara konvensional. Kini, melalui skema APR–Coral Adoption, pengelolaan wisata menjadi lebih terukur, profesional, dan minim risiko kerusakan terumbu karang alami.

Dukungan Pelindo tak berhenti pada konservasi. Untuk mendorong kemandirian ekonomi, perusahaan juga menyalurkan 10 set peralatan selam skin diving serta mesin vacuum untuk pengemasan olahan ikan teri. Hasil tangkapan tradisional nelayan ini berpotensi dikembangkan menjadi produk oleh-oleh khas Karimunjawa yang bernilai tambah.

Menurut Widyaswendra, program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) ini merupakan komitmen jangka panjang perusahaan dalam menciptakan dampak sosial dan lingkungan yang berkelanjutan.

“Pelestarian ekosistem laut harus berjalan seiring dengan penguatan ekonomi masyarakat. Kolaborasi dengan akademisi dan warga lokal kami yakini mampu menghadirkan manfaat yang bertahan lama,” katanya.

Tren wisata adopsi karang sendiri terus meningkat, terutama di kalangan generasi muda. Konsep ini menawarkan pengalaman wisata yang tak sekadar rekreasi, tetapi juga edukatif. Wisatawan diajak terlibat langsung dalam proses restorasi terumbu karang, menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga laut.

Inventor teknologi APR dari Pusat Penelitian Ekonomi Biru Undip, Prof. Dr. Munasik, menjelaskan bahwa APR mempermudah pengelolaan wisata adopsi karang di kawasan lindung.

“APR memungkinkan penyediaan stok karang yang terkelola dengan baik serta mendukung atraksi transplantasi karang sesuai prinsip konservasi,” jelasnya.

Selain inovasi teknologi, program TJSL SPTP juga fokus pada peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Para nelayan mendapatkan pelatihan dan sertifikasi SCUBA Diving, mulai dari Open Water Diver hingga Rescue Diver. Mereka juga dibekali pelatihan pengelolaan APR–Coral Adoption.

Tak hanya nelayan, ibu-ibu di Dusun Nyamplungan pun dilibatkan melalui pelatihan pengolahan hasil perikanan bersama Departemen Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Undip. Langkah ini membuka peluang usaha rumahan berbasis potensi laut lokal.

Melalui program terpadu ini, PT Pelindo Terminal Petikemas berharap Karimunjawa terus berkembang sebagai destinasi wisata bahari unggulan nasional—bukan hanya indah dipandang, tetapi juga lestari, berdaya, dan mampu menghidupi masyarakatnya secara berkelanjutan.

 

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut