45 SSB Ramaikan Garuda Cup 2025, Ajang Pembinaan Sepak Bola Usia Dini Surabaya Lebih Berkarakter
SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Riuh sorak orang tua dan tawa anak-anak mewarnai lapangan sepak bola Surabaya sepanjang akhir pekan lalu. Selama dua hari, Sabtu hingga Minggu, turnamen Garuda Cup 2025 menjadi panggung bagi mimpi-mimpi kecil pesepak bola usia dini yang tengah ditempa sejak awal.
Sebanyak 45 tim Sekolah Sepak Bola (SSB) dari Surabaya dan daerah sekitar ambil bagian dalam ajang ini. Garuda Cup 2025 mempertandingkan dua kelompok usia, U-9 dan U-12, sebagai bagian dari upaya menciptakan pembinaan sepak bola usia dini yang berkesinambungan dan lebih terarah.
Antusiasme terlihat jelas sejak peluit pertama dibunyikan. Para pemain cilik berlari mengejar bola dengan semangat, sementara pelatih memberi arahan dari pinggir lapangan dan orang tua setia memberi dukungan penuh. Suasana kompetisi berlangsung hangat, namun tetap menjunjung tinggi nilai sportivitas.
Ketua Pelaksana Garuda Cup 2025, Ryan Agusniza, menyebut turnamen ini bukan sekadar ajang mencari pemenang. Menurutnya, Garuda Cup menjadi bagian penting dari proses panjang pembinaan sepak bola sejak usia dini.
“Garuda Cup bukan hanya soal menang atau kalah. Ini adalah proses pembelajaran jangka panjang bagi anak-anak agar mereka terbiasa dengan atmosfer pertandingan dan pembinaan yang berkelanjutan,” ujar Ryan.
Ia menambahkan, tim-tim terbaik dari Surabaya nantinya akan mendapat kesempatan melangkah ke level lebih tinggi. Para juara berhak mewakili Surabaya pada Garuda Cup tingkat nasional yang dijadwalkan berlangsung di GOR Soemantri Brodjonegoro, Jakarta.
Pandangan serupa disampaikan Yakup, pelatih PSAD Surabaya. Ia menilai turnamen seperti Garuda Cup sangat dibutuhkan untuk mengasah kemampuan teknik sekaligus mental bertanding para pemain muda.
“Jam terbang itu penting. Anak-anak tidak cukup hanya latihan, mereka harus merasakan pertandingan. Dari sini mental, keberanian, dan teknik dasar mereka terbentuk,” ungkap Yakup.
Dukungan penuh juga datang dari para orang tua. Edi, wali murid dari Semeru FC, mengaku bangga anaknya bisa ikut ambil bagian dalam turnamen ini.
“Selain main bola, anak-anak belajar disiplin, sportivitas, dan percaya diri. Sebagai orang tua, kami tentu sangat mendukung kegiatan positif seperti ini,” katanya.
Editor : Arif Ardliyanto