get app
inews
Aa Text
Read Next : Budaya Asal Bapak Senang, Racun Senyap di Dunia Kerja

Public Speaking Menjadi Benteng Terakhir Profesional Muda di Era AI

Senin, 22 Desember 2025 | 09:31 WIB
header img
Public speaking adalah benteng pertahanan terakhir profesional muda. Kemampuan untuk menatap mata audiens dan membaca atmosfer ruangan adalah aset yang tidak tergantikan. Foto: Nano Banana

SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Kita sedang menghadapi sebuah ironi besar. Generasi Z sering diagungkan sebagai digital native yang paling terkoneksi dalam sejarah manusia. Di ranah maya, mereka vokal, kritis, dan mampu menggerakkan tren global hanya dengan jempol. Namun, realitas di lapangan menunjukkan anomali yang mencemaskan, begitu diminta berdiri di depan mimbar, memimpin rapat luring, atau sekadar berargumen tanpa perantara layar, banyak dari mereka mendadak bisu.

Fenomena ini bukan sekadar masalah demam panggung biasa. Ini adalah gejala dari krisis kepercayaan diri yang lebih dalam. Ketergantungan pada komunikasi berbasis teks dan emoji telah mengikis kemampuan verbal spontan generasi saat ini. Akibatnya, kita memiliki angkatan kerja yang cerdas secara digital, namun tumpul dalam artikulasi verbal. Padahal, dalam lanskap profesional yang kian buas, kemampuan public speaking bukan lagi sekadar pelengkap (nice-to-have), melainkan keterampilan bertahan hidup.

Mengapa urgensi ini memuncak sekarang? Jawabannya sederhana: Kecerdasan Buatan (AI).

Di saat ChatGPT dan berbagai perangkat AI mampu menulis esai, menyusun kode pemrograman, hingga merancang strategi pemasaran dalam hitungan detik, nilai jual kemampuan teknis manusia perlahan terdevaluasi. Namun, ada satu hal yang belum bisa ditiru oleh algoritma manapun, yaitu karisma, empati, dan kemampuan persuasi seorang manusia di atas panggung.

Public speaking adalah benteng pertahanan terakhir profesional muda. Kemampuan untuk menatap mata audiens, membaca atmosfer ruangan, dan meyakinkan klien atau atasan secara lisan adalah aset yang tidak tergantikan. Gen Z yang mengabaikan keterampilan ini sama saja menyerahkan masa depan kariernya untuk digilas oleh otomatisasi.

Skeptis mungkin berdalih: di era kerja jarak jauh (remote work) dan pertemuan virtual, kecakapan tatap muka tak lagi relevan. Ini adalah sesat pikir yang berbahaya.

Justru di tengah lautan interaksi digital yang dingin, standar komunikasi lisan semakin tinggi. Dalam kotak-kotak video Zoom atau Google Meet, bahasa tubuh kita terpotong. Kita tidak bisa lagi bersembunyi. Kejelasan artikulasi, intonasi suara, dan struktur argumen menjadi satu-satunya senjata untuk terlihat kompeten. Platform digital tidak meniadakan public speaking, platform tersebut hanya memindahkan panggungnya dan menuntut presisi yang lebih tinggi.

Jika mahasiswa saat ini masih merasa minder atau takut salah bicara, mereka sedang menggali lubang kegagalan mereka sendiri. Rasa gugup adalah manusiawi, tetapi membiarkan rasa gugup menghambat penyampaian ide adalah sebuah kelalaian fatal.

Solusinya tidak bisa lagi sekadar teori di ruang kelas. Gen Z harus dipaksa keluar dari zona nyaman digital mereka. Latihan berbicara di depan cermin mungkin terdengar kuno, tetapi itu langkah awal yang valid. Namun, yang lebih krusial adalah keberanian untuk mengambil peran aktif.

Jangan hanya menjadi peserta pasif dalam webinar. Jadilah moderator. Jangan hanya menjadi anggota numpang nama dalam organisasi kampus. Jadilah inisiator yang berani mempresentasikan program kerja. Manfaatkan media sosial, bukan hanya untuk berjoget atau pamer gaya hidup, tetapi sebagai sarana melatih vokalitas dan penyusunan argumen yang runut.

Pada akhirnya, soft skill ini tidak bisa ditawar. Bagi Gen Z, pilihannya di masa depan hanya dua: belajar bersuara lantang untuk memimpin perubahan, atau diam dan tenggelam selamanya di balik kebisingan notifikasi gawai mereka.

Penulis

Aulya Angelina Trisdiani Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut