Upaya koalisi arek - arek Malang, Pasuruan, Surabaya, dan sekitarnya di Jawa Timur melawan Belanda akhirnya gagal. Belanda kian merangsak masuk ke selatan, bahkan setelah Porong, Belanda dan sekutunya menguasai daerah Lawang setelah sempat terjadi pertempuran dengan para gerilyawan pejuang Indonesia.
"Lawang itu bertahan lama karena mau ke selatan itu susah, satu saat Belanda itu coba dari lawang ke Singosari itu gagal kenapa, pohon gede-gede (besar - besar) itu dirobohkan, mobil tank nggak bisa lewat, truk-truk nggak bisa lewat, gagal. Gimana caranya bisa masuk Malang, waktu itu masih RI masih Republik Indonesia," tuturnya.
Belanda dan sekutunya membuat skema memecah pasukan untuk menuju Malang. Pasukan pertama ditarik mundur ke Surabaya hingga menuju lapangan udara (Lanud) Juanda yang saat ini, sedangkan pasukan kedua dipecah mundur melalui Pasuruan dari Tretes kemudian mendaki gunung dan hutan menembus wilayah Pujon, yang ada di Kabupaten Malang.
Upaya ini tampaknya sedikit memudahkan Belanda masuk ke wilayah Malang. Pasukan udara Belanda berhasil menjangkau lapangan udara Bugis di Pakis, yang kini menjadi Bandara Abdul Rachman Saleh Malang, yang diambil alih dari para pejuang. Begitu pun dengan pasukan yang melalui Pujon, juga berhasil merangkak masuk dengan menaklukkan pejuang - pejuang kemerdekaan Indonesia.
"Dari Pujon terus merangsak masuk ke Blimbing, di situ terjadi pertempuran hebat antara Belanda dengan pejuang kita. Akhirnya Blimbing (Kota Malang) , jatuh ke tangan Belanda, Kiai Hasyim Asy'ari (pendiri Nahdatul Ulama) dikabari Blimbing jatuh ke Belanda itu sampai kaget," bebetnya.
Editor : Arif Ardliyanto