Assemen dengan melibatkan tenaga profesional, kata Gunawan akan sangat menguntungkan bagi siswa. Jaminan kelulusan siswa lebih besar dengan kompetensi yang sudah terverifikasi dari pihak profesional. Selain itu, saat lulus industri akan melihat portofolio, yang tentu saja akan berpengaruh pada penerimaan kerja.
Tugas akhir produksi film ini baru pertama di level SMK bahkan PT yg ditayangkan di layar lebar yg punya format berbeda dengan tampilan di hp atau layar laptop. Jadi hasil karya sdh disiapkan untuk ditonton banyak orang. Ujar Gunawan.
Sementara itu, Kepala SMEKDOR'S, Juliantono Hadi mengungkapkan ada 4 karya film yang dibuat oleh 4 kelompok siswa. Karya ini sebagai syarat dalam penentuan kelulusan. Untuk tema, siswa dibebaskan membuat karya dengan tema apapun. Sebab, diakui Juliantono berkaca dari tahun sebelumnya, siswa kesulitan dalam memproduksi film pendek karena pandemi.
"Setelan screning film. Akan dilakukan assesmen dari pihak KFT dan BPI, hasil itu akan menyatakan siswa lulus dengan sertifikat Kompetensi," katanya.
Digandengnya tim penilai dari pihak profesional, terang Juliantono karena dalam penilaian kompetensi jurusan perfilman lebih detail. Seperti penilaian sutradara, penilaian lighting dan sebagainya.
"Sejauh ini keterserapan lulusan dalam industri film ini cukup tinggi. Dua angkatan lulusan kebanyakan masuk di industri film. Seperti keterlibatan lulusan dalam produksi film Yowes Ben dan beberapa film karya sineas Surabaya dan Jogjakarta," tutup dia.[
Editor : Arif Ardliyanto