Ketertarikan dengan Tema Horor
Di samping tiga hal tadi, Igak juga menerangkan bahwa tema horor menjadi sebuah pasar di mana sumber-sumber di dalamnya tidak akan habis karena dapat digali secara terus-menerus. Ketika pasarnya tersedia, maka film horor akan selalu ditonton oleh banyak orang.
“Katakanlah orang Bali dengan kekuatan magisnya, maka mereka merasa dekat secara personal. Termasuk juga setan-setan seperti kuntilanak, genderuwo, pocong, tuyul, atau sejenisnya. Itu bagian dari mitos dan kepercayaan karena kita tahu dan dekat sehingga kita akan berbagi kedekatan secara psikologis juga,” tambah alumnus Curtin University itu.
Lebih lanjut, dosen program studi Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga (Unair) itu menjelaskan bahwa film horor cenderung tidak memerlukan usaha berpikir, berbeda dengan film lainnya. Hal tersebut juga menjadi sebab mengapa film horor digemari banyak orang.
“Ending film horor akan sama. Kita menikmati rasa takut, merasa dikejutkan, setannya akan kalah atau muncul di akhir sebagai suatu yang possible. Itu wajar-wajar saja karena itu memenuhi kebutuhan psikologis penonton yang memang ingin melihat sesuatu, kemudian selesai. Itulah bagian dari adrenalin. Sama dengan film action,” tukas Igak.
Editor : Ali Masduki