SURABAYA, iNews.id - Jelang keberangkatannya menunaikan ibadah haji tahun ini, sejumlah tetangga terlihat berdatangan ke rumah Nur Chamimah, di Jalan Kali Kepiting Surabaya.
Para tetangga turut mendoakan agar diberi kelancaran dalam menjalankan ibadah haji.
Nur Chamimah menjadi satu diantara ribuan Jamaah Haji asal kota Surabaya yang dapat menunaikan ibadah haji tahun ini, setelah sebelumnya 2 kali mengalami penundaan akibat pandemi Covid-19.
Untuk dapat berangkat haji, guru PAUD atau Bunda PAUD berusia 59 tahun yang mendaftar haji tahun 2011 ini menabung selama 10 tahun.
“Saya terus berusaha menabung. Jika punya uang saya sisihkan, saking kepinginny berangkat haji. Saya menunggu sampai 10 tahun,” ujarnya.
Setelah lunas, berbagai persiapan dan persyaratan haji telah dipenuhi. Termasuk menyiapkan baju Ikhram, paspor, vaksin meningitis maupun vaksin Covid-19.
Pejuangan dan kesabaran ibu 2 anak dalam mewujudkan keinginannya berhaji inipun diakui para tetangganya.
Menurut Hanik, Buda PAUD ini patut ditiru dan dijadikan contoh.
“Perjuangan beliau adalah inspirasi bagi kami semuanya. Keikhlasa belia pada anak-anak adalah pengabdian tertinggi. Dan haji ini adalah hadiah yang luar biasa yang Alloh berikan pada bunda imah,” tuturnya.
Sementara itu, ditengah-tengah kebahagiaannya dapat berangkat haji, terselip kesedihan yang dirasakan Nur Chamimah.
Betapa tidak, suami tercintanya Santo Sutrisno tidak dapat ikut berangkat haji tahun ini, karena penerapan aturan pembatasan usia jamaah haji yang diberlakukan pemerintah Arab Saudi.
Yakni maksimal usia 65 tahun. Sedangkan usia Santo Sutrisno saat ini 67 tahun.
Editor : Ali Masduki