MOJOKERTO, iNews.id - Pemerintah Kota Mojokerto akan mewujudkan 8 pasar yang ada di Kota Mojokerto menjadi pasar Sehat. Ini sebagai langkah untuk meraih predikat Kota Sehat dengan tataran tertinggi.
Saat ini Kota Mojokerto telah memegang predikat sebagai Kota Sehat kategori swasti saba Padapa dan swasti saba Wiwerda sebelumnya. Namun, capaian tersebut tidak lantas membuat Wali kota Mojokerto Ika Puspitasari berpuas hati.
Wali Kota yang akrab disapa Ning Ita ini ingin agar di tahun 2023, predikat Kota Sehat Kota Mojokerto naik dengan memenuhi 7 tatanan guna meraih penghargaan swasti saba Wistara yang merupakan penghargaan tertinggi.
Untuk menuju ke Kota Sehat kategori Swasti Saba Wistara, salah satu penilaiannya adalah mewujudkan pasar rakyat sehat. Ning Ita bersama Pemkot Mojokerto ingin mengupayakan agar Pasar yang ada di Kota Mojokerto seluruhnya menjadi pasar sehat.
"Kita sedang mengupayakan adanya penataan pasar sehingga keadaan menjadi lebih nyaman baik bagi penjual maupun yang berbelanja," jelasnya saat mengadakan kegiatan Penguatan Pasar Sehat di Kantor Pemkot Mojokerto, Kamis (9/6/2022).
Tatanan pasar rakyat sehat menjadi salah satu indikator penting dalam penilaian Kota Sehat dari 7 tatanan yang diajukan. Dalam mewujudkan indikator tersebut perlu dikerahkan upaya dan keseriusan berbagai pihak, baik masyarakat ataupun pemerintah. Kemudian dari elemen masyarakat terdapat sejumlah forum, antara lain FKMS (Forum Kota Mojokerto Sehat), FKKS (Forum Komunikasi Kecamatan Sehat), serta Pokja Kelurahan Sehat.
Sementara, pada pemerintahan daerah pun, program ini tidak hanya menjadi tanggung jawab dari kepala daerah dan satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD), melainkan 11 OPD. Diantaranya terdiri dari Dinkes P2KB, Bappedalitbang, Diskopukmperindag, DLH, Dishub, Diskominfo, Satpol PP, DPUPR PRKP, DKPP, DPMPTSP, UPT Pasar Diskopukmperindag, serta Puskesmas dan Kesanitarian se-Kota Mojokerto.
“Untuk menuju kesana (red: pasar rakyat sehat) harus ada komitmen bersama. Tidak hanya Dinas Kesehatan atau Bappeda, seluruh pihak yang hadir di forum ini harus memiliki komitmen untuk mewujudkannya. Hal- hal dianggap kurang dapat kita ikhtiarkan bersama sehingga dapat terwujud pasar rakyat sehat yang endingnya menjadi kota sehat,” ungkap Ning Ita.
Selain itu, Pemkot Mojokerto kata Ning Ita, juga ingin menindaklanjuti Permenkes Nomor 17 Tahun 2020 tentang Pasar Sehat. Dimana indikatornya adalah pasar yang bersih, aman, nyaman dan sesuai standar mutu kesehatan.
"Bahwa pasar sehat adalah kondisi pasar rakyat yang bersih, yang aman, yang nyaman dan juga sehat yang dipenuhi melalui standar baru mutu kesehatan lingkungan, persyaratan kesehatan serta sarana prasarana penunjang dengan mengutamakan kemandirian komunitas pasar," tutur Ning Ita.
Penyelenggaraan Pasar Rakyat Sehat ini tentu saja sebagai upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya warga Kota Mojokerto. Melalui program ini pasar rakyat yang identik dengan citra becek, kumuh, dan kotor akan diupayakan untuk bertransformasi menjadi lebih bersih, rapi, dan indah. Yang mana dengan kondisi yang lebih representatif tersebut tidak hanya memberikan kenyamanan, melainkan juga mendukung kesehatan baik bagi penjual dan pembeli.
"Saya optimis percaya bisa kita ikhtiarkan pasar menjadi pasar sehat, sehingga harapan kita untuk mewujudkan Kota Mojokerto sehat dengan 8 tantangan kedepan bisa kita raih untuk kota kita. Memang ini perlu sebuah eford yang cukup kuat," pungkas istri Supriyadi Karima Saiful ini.
Untuk diketahui, narasumber dalam pertemuan ini, Dr.Ir.Desak Nyoman Siksiawati, MMA dari UPT. Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang dan Lembaga Tembakau pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur memberikan materi tentang Strategi pasar Rakyat Menjadi Pasar Sehat serta Ahmat, S.KM, M.Kes Kasi. Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja Olahraga pada Dinas Keehata Provinsi Jawa Timur.
Editor : Arif Ardliyanto