Fawait mencontohkan, di Arafah jamaah haji Indonesia mendapat fasilitas kasur dan selimut di dalam tenda.
Fasilitas tersebut tentunya meningkatkan kualitas istirahat jamaah sebelum melaksanakan wukuf yang membutuhkan stamina yang prima.
"Biaya haji pun masih relatif murah. Seharusnya biaya yang dibayarkan jamaah haji Indonesia itu sekitar Rp80 - Rp96 juta, tetapi yang dibayarkan hanya Rp35 - Rp39 juta. Ini lebih murah dibandingkan jamaah haji Arab Saudi yang biayanya Rp40 juta, padahal mereka tidak menggunakan pesawat dan hotel. Tentunya fakta ini harus kita syukuri," ujar Fawait.
Presiden Laskar Sholawat Nusantara (LSN) ini menjelaskan selama melaksanakan ibadah haji, dirinya juga berkesempatan bertemu dan berdialog dengan warga Jawa Timur.
Mereka umumnya berdagang makanan khas tanah air, seperti bakso dan mie ayam.
Ia bersyukur ternyata pelaksanaan ibadah haji juga berdampak positif bagi warga Jawa Timur yang mencari nafkah dari berdagang.
Bahkan keuntungan yang mereka dapati selama pelaksanaan ibadah haji, cukup untuk hidup selama setahun.
"Dengan berdagang selama musim haji saja, hasil yang mereka dapati cukup untuk setahun. Bahkan bisa mengirim uang untuk keluarga di kampung halaman. Jumlah mereka tidak sedikit, ini tentu turut menggerakkan ekonomi di Jawa Timur," pungkas Bendahara GP Ansor Jatim tersebut.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait