SURABAYA, iNews.id – Kontroversi Fashion Week ala Citayam yang dilaksanakan arek-arek milenial di Surabaya masih berlanjut. Acara dadakan fashion di zebra cross mendapat sorotan dari berbagai kalangan.
Cak Surabaya Berbakat 2006, Berry Febrio Silvio Pariela menyoroti keberadaan kegiatan fashion show ala Citayam Fashion Week yang digelar oleh sejumlah anak muda di zebra cross Jalan Tunjungan, Minggu (24/07/2022). Menurutnya, acara tersebut perlu dikajian mendalam terjadinya dampak positif dan negatifnya.
“Jangan sampai keberadaan Fashion Week tersebut merubah karakter anak muda menjadi tidak baik,” katanya.
Ia melihat acara tersebut banyak dampak negatifnya, salah satu contoh banyaknya pria yang berpakai wanita. Fenomena ini, ujarnya, ditakutkan akan dimanfaatkan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, seperti adanya LGBT yang bisa tumbuh di Kota Pahlawan. Untuk itu, semua pihak harus mewaspadai keberadaannya.
Berry meminta, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya harus tegas mengambil kebijakan. Jika fashion di tengah jalan ini mengganggu, sebaiknya dilakukan tindakan dengan tegas. “Kita juga tahu, acara kemarin banyak dikeluhkan pengguna jalan, membuat macet. Belum lagi nanti persoalan adanya kemungkinan pergeserag budaya yang dipengaruhi acara ini,” paparnya.
Jika acara ini memang harus ada, Humas Pegadaian ini mengharapkan ada konsep yang baik, dan tetap mempertahankan budaya Surabaya. “Jangan sampai kebudayaan kita hilang gara-gara demam Fashion Week ala Citayam,” pesan Berry.
Sementara Anggota Fraksi PKB DPRD Surabaya Mahfudz mengatakan, kegiatan berupa fashion show itu tidak pada tempatnya. "Ketika mengetahui ada kegiatan tersebut saya tidak sepakat. Ketika mereka melakukan kegiatan berfashion show di zebra cross, karena itu, menurut saya melanggar aturan," terangnya.
Mahfudz menambahkan, mereka menganggu orang banyak dan membahayakan dirinya sendiri. Dengan memencet tanda menyeberang seenaknya sendiri dan menjadikan zebra cross menjadi catwalk.
Lebih lanjut Sekretaris Komisi B DPRD Surabaya tersebut mengatakan, masih banyak ruang publik yang bisa digunakan tanpa mengganggu pengguna kendaraan. Misalnya di Balai Pemuda, di Balai Kota atau disekitar kawasan gedung DPRD Surabaya.
"Kreatif boleh tapi jangan kemudian kebablasan seperti itu. Kita mengapresiasi kreatifitas anak-anak muda itu. Tapi kalau kebablasan ya harus diarahkan," imbuh Mahfudz.
Mahfudz menyayangkan adanya pihak yang membolehkan kegiatan fashion show ala Citayam Fashion Week tersebut, dengan alasan karena mendadak.
"Kota ini ada aturannya. Setiap kegiatan masyarakat diruang publik harus mendapatkan izin resmi. Karena menyangkut keamanan dan kenyamanan bagi yang menggelar kegiatan maupun masyarakat sekitar," terangnya.
Mahfudz meminta, kawasan Jalan Tunjungan harus dijaga oleh Satpol PP dan petugas Dishub Surabaya, agar kegiatan tersebut tidak terulang lagi. "Kalau tidak berarti pemerintah kota membiarkan dan mengijinkan kegiatan yang mengganggu pengguna jalan tersebut dilakukan lagi," pungkasnya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait