Rariya mejelaskan, KRI dr. Wahidin Sudirohusodo-991 merupakan kapal Bantu Rumah Sakit (BRS) pertama dibangun di Indonesia, yang mana dari proses desain hingga produksinya dilakukan secara mandiri oleh PT PAL Indonesia.
Sebelumnya, Indonesia telah mempunyai kapal bantu rumah sakit KRI dr. Soeharso-990 hasil alih fungsi dari KRI Tanjung Dalpele-972 yang dibeli dari Korea.
"Demi mewujudkan kemandirian alutsista nasional, PAL berhasil mengembangkan inovasi dalam memenuhi kebutuhan armada TNI Angkatan Laut," ujarnya.
Sedangkan proses pembangunan kapal BRS ke-2 ini, lanjut Rariya, telah memakan waktu selama 32 bulan.
"Seperti yang kita semua tahu, pada awal tahun 2020 pandemi covid-19 telah meluluhlantakkan berbagai sektor bisnis di dunia, tak luput di Indonesia," ucapnya
"Pandemi ini telah menyita banyak pikiran, energi pun tenaga, sekaligus menuntut kita semua untuk beradaptasi dengan ketidakpastian yang diakibatkan," kata dia.
PAL sebagai industri manufaktur, yang dalam proyek ini tentunya melibatkan kolaborasi bersama mitra global yang cukup besar, baik material hingga peralatan.
Dengan adanya berbagai kebijakan seperti pembatasan bepergian, impor-ekspor barang di seluruh dunia pada beberapa periode waktu.
Pandemi ini telah menciptakan ruang untuk meningkatkan kolaborasi serta inovasi. Dengan dukungan TNI AL, manajemen PAL merumuskan langkah-langkah strategis agar pembangunan Kapal Bantu Rumah Sakit (BRS) ini dapat berjalan lancar dengan tepat mutu dan tepat waktu.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait