Makam Ki Ageng Pengging Resmi Dirawat Pemkot Surabaya, Eri Cahyadi Bahagia

Arif Ardliyanto
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya resmi mengabil alih Kompleks pemakaman Ki Ageng Pengging. (Foto : ist)

Eri menegaskan, kunjungannya ke pemakaman Ki Ageng Pengging ini bukanlah yang pertama. Sebab, jauh hari sebelum dia menjadi Wali Kota Surabaya, tepatnya saat dia masih menjabat Kepala Dinas Cipta Karya, ia sudah meminta izin kepada juru kunci makam dan pihak keluarga untuk melakukan perbaikan-perbaikan di kompleks pemakaman Ki Ageng Pengging tersebut.

“Saat itu saya sampaikan, bahwa kalau Surabaya ini ingin enak dan nyaman tenteram, maka makamnya para wali dan makamnya para leluhur Surabaya itu harus diperbaiki. Sehingga saat itu langsung diperbaiki, dan alhamdulillah sekarang sudah bagus dan rapi,” ujarnya.

Meski begitu, ia meminta jajarannya untuk Meski begitu, ia meminta jajarannya untuk terus memperbaiki dan merawat kompleks pemakaman itu. Salah satunya dengan cara melengkapi pemakaman itu dengan silsilah yang langsung nyambung hingga ke Nabi Muhammad SAW. Bahkan, ia meminta pagar yang ada di sisi Barat pesarean tersebut, dipikirkan supaya tetap mencerminkan bahwa itu masih ada trah keturunan Majapahit.

“Karena bagaimana pun juga, ini tidak bisa lepas dari sejarah. Kita harus ingat itu dan tidak boleh melupakan itu, sehingga perjuangan beliau-beliau ini menambah tekad kita untuk terus memberikan yang terbaik untuk warga Kota Surabaya,” jelasnya.

Eri menambahkan, selain itu pemakaman leluhur di Surabaya juga bisa dijadikan sebagai pusat pembelajaran sejarah terutama kepada anak-anak Surabaya. “Supaya kaum milenial tahu perjuangan para leluhurnya, perjuangan para wali untuk mensejahterakan umatnya, sehingga diharapkan kita bisa mengambil pelajaran dan hikmah dari perjuangan tersebut,” ungkap Eri Cahyadi.

Sementara itu, perwakilan dari keturunan Ki Ageng Pengging, Raden Erwin P. Sosrokusumo, mengaku memang sudah lama merawat kompleks pemakaman tersebut, sejak Bapaknya hingga diturunkan kepada dirinya. Namun, kini ia mengaku tidak punya anak laki-laki untuk menjadi penerusnya merawat kompleks pemakaman tersebut. Sebab, Bapaknya dulu menyerahkan itu kepada anak laki-lakinya. Bagi dia, kalau anak perempuan tidak mungkin, karena pasti ikut suaminya.

“Sedangkan saya sekarang sudah umur 67 tahun, sebentar lagi mungkin sudah tidak ada. Makanya, sebelum saya tidak ada, saya akan tata semua ini menjadi sesuatu yang baik untuk masyarakat dan baik untuk negara,” kata Raden Erwin.

Oleh karena itu, ia mengaku sudah ikhlas tanah dan bangunan yang ada di kompleks pemakaman Ki Ageng Pengging ini diserahkan kepada Pemkot Surabaya, supaya ke depannya perawatan pemakaman itu bisa lebih baik. Apalagi, bangunan ini sudah menjadi cagar budaya, sehingga ini dianggapnya adalah langkah yang sudah tepat.

“Jadi, saya sudah ikhlas untuk diserahkan kepada Pemkot. Eyang (Ki Ageng Pengging) tadi juga “hadir“. Beliau juga sudah ikhlas dan senang, karena (pesareannya) diselamatkan dan itu yang terbaik. Jadi, alhamdulillah ini sudah langkah yang tepat menurut saya,” jelas dia.

 

Editor : Arif Ardliyanto

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network