Agus menjelaskan, dengan dihibahkanya dua pusaka pada tahun ini untuk Desa Tanggung, maka saat ini sudah ada tiga jenis pusaka milik desa. Yakni pusaka tombak, keris dan bendara kuno. Meskipun sebenarnya di rumah budaya Gunung Budeg terdapat 30 tombak dan 40 keris, tapi yang dianggap sebagai pusaka hanya beberapa benda saja.
“Nantinya benda-benda yang dianggap pusaka ini akan diserahkan kepada Pemerintah Desa Tanggung. Agar cerita desa bisa terus terjaga dengan adanya peninggalan pusaka dari kepala pemerintahan desa yang dulu,” jelasnya.
Menurut Agus, biasanya pada bulan suro pusaka akan dilakukan jamasan. Namun, karena di Tulungagung belum dilakukan jamasan tombak kyai upas, maka pihaknya juga belum berani melakukan jamasan pusaka di Gunung Budeg. Jamasan ini bertujuan untuk merawat pusaka itu sendiri.
“Kalau perawatan pusaka itu biasanya dilakukan jamasan atau pembersihan pada satu tahun sekali, tepatnya di bulan suro. Kemudian, diberi minyak agar pusaka tidak berkarat. Setelah itu, pusaka kami tempatkan di lemari kaca untuk terhindar dari debu,” ujarnya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait