NGAWI, iNEWSSURABAYA.ID – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memimpin Panen Raya Padi Serentak di 37 kabupaten/kota se-Jatim, Senin (7/4/2025). Kegiatan ini dipusatkan di Desa Kartoharjo, Kecamatan Ngawi, dengan total luas panen mencapai 5.500 hektare. Acara tersebut menjadi sorotan publik karena di tengah euforia panen raya, data justru menunjukkan penurunan produksi padi di Jatim sepanjang tahun 2024.
Khofifah didampingi sejumlah pejabat tinggi seperti Kapolda Jatim Irjen Pol Nanang Avianto, Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Rudy Saladin, serta Plt Kajati Jatim Setiawan Budi Cahyono. Turut hadir juga Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono dan Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Kementan RI Rachmat.
Dalam sambutannya, Khofifah menegaskan bahwa Jawa Timur tetap menjadi tulang punggung ketahanan pangan nasional. Dengan luas baku sawah sebesar 1.207.997 hektare, Jatim menyumbang 17,48 persen dari total produksi beras nasional.
Selama 2024, Jatim mencatatkan luas panen padi sebesar 1.616.985 hektare dengan produktivitas rata-rata 5,73 ton Gabah Kering Giling (GKG) per hektare—menghasilkan 9,27 juta ton GKG atau setara 5,35 juta ton beras.
“Produksi padi Jawa Timur konsisten menjadi yang tertinggi di Indonesia dalam lima tahun terakhir. Kami optimistis bisa terus menyokong program swasembada pangan nasional,” kata Khofifah.
Optimisme tersebut diperkuat dengan data BPS Jatim per 3 Maret 2025 yang mencatat kenaikan luas panen Januari–April 2025 sebesar 838.473 hektare, meningkat 20,17 persen dibanding periode sama tahun lalu. Produksi padi juga naik dari 4,04 juta ton menjadi 4,8 juta ton GKG atau setara 2,77 juta ton beras, meningkat 18,68 persen.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait