Edi menuturkan, buku tersebut masih jauh dari sempurna, namun dapat diterbitkan atas keprihatinan dengan semakin banyaknya warga yang enggan untuk dipilih menjadi Ketua Rukun Tetangga (RT) atau Ketua Rukun Warga (RW) dilingkungan tempat tinggalnya.
“Salah satu penyebab keengganan dipilih menjadi Ketua RT atau RW adalah budaya yang makin individualis. Pekerjaan dan aktivitas sehari-hari membuat masyarakat makin sulit berkomunikasi, berkolaborasi serta berinteraksi secara langsung dengan warga lainnya,” paparnya.
Terlebih di era digital seperti saat ini, ungkap Edi semangat bersosial masyarakat bisa dibilang hilang, bak ditelan bumi. Masalahnya tiap individu dituntut bekerja dan beraktivitas mengejar penghidupan masing-masing.
“Manusia sebagai makhluk sosial dan beragama tentunya tidak bisa membiarkan hal ini terjadi. Memang seorang Ketua RT atau RW memiliki banyak keterbatasan. Namun setidaknya mereka tak sekedar menjalankan organisasi apa adanya, ada ikhtiar yang bisa dilakukan agar mampu memberikan kontribusi terbaik sehingga bisa bermanfaat buat warga dan masyarakat,” pungkas Edi.
Sementara itu, Valent Hartadi, yang selama 2 tahun ini aktif bersilaturahmi dengan Ketua RT dan RW di 50 kabupaten/kota dari berbagai provinsi di Indonesia, dalam kata pengantar buku Lokal Hero menyebut bahwa sosok Edi Priyanto ialah orang yang tepat untuk menulis dan mengabadikan kisah inspiratif para Ketua RT dan RW.
"Terbukti, materi-materi pada Buku Lokal Hero sangat relevan sebagai kebutuhan referensi yang riil untuk Ketua RT - RW dan pengurus lingkungan lainnya. Bahkan juga pada masyarakat yang punya kepedulian pada lingkungan. Sejauh yang saya tahu, belum ada buku tentang lika-liku kisah inspiratif kehidupan RT - RW yang praktikal seperti buku ini," ujarnya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait