SURABAYA, iNews.id - Program Merdeka Belajar – Kampus Merdeka yang dihembuskan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makariem, mendapat respon positif di kalangan perguruan tinggi. Program tersebut bertujuan untuk mendorong mahasiswa agar menguasai berbagai keilmuan. Sehingga ketika memasuki dunia kerja tidak gagap.
Salah satu kampus yang saat ini getol menjalankan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) adalah Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa). Terbaru, salah satu Perguruan Tinggi Swasta berlabel Nahdlatul Ulama yang didirikan oleh Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (YARSIS) ini menandatangani kerja sama dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
Tercatat, ada delapan DUDI di bawah PT Pelindo Terminal Petikemas Indonesia ikut menandatangani kerja sama tersebut. Kedelapan perusahaan itu masing-masing PT. Pelindo Terminal Petikemas Indonesia, PT. Terminal Petikemas Surabaya, PT Berlian Jasa Terminal Indonesia, PT. Terminal Teluk Lamong, PT. Pelindo Marine Service, PT. Pelindo Energi Logistik, PT. Prima Citra Nutrindo, dan PT. Genau Loka Gantari.
Direktur SDM PT Pelindo Terminal Petikemas Indonesia, Edi Priyanto, mengatakan kerja sama dengan Unusa merupakan bagian dari apa yang kini sedang dijalankan. Dimana induk perusahaannya sata ini sedang melakukan integrsai, transformasi, dan daptasi dalam lingkungan usaha dan industry yang terus berubah.
“Kerja sama ini adalah sesuatu yang memang harus dilakukan untuk bisa bersaing dalam iklim usaha dan industri yang terus berubah. Jauh sebelum adanya program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) kami memang diminta untuk bisa memfasilitasi perguruan tinggi dalam menjalin kerja sama,” katanya usai menandatangani kerja sama mewakili ketujuh DUDI, di Unusa, Senin (15/11).
Edi berharap dengan adanya kerja sama ini maka ke depan tidak ada lagi gap antara apa yang dihasilkan oleh perguruan tinggi dengan DUDI.
“Selama ini ada gap dan tidak nyambung dengan kebutuhan DUDI. Enam puluh tiga persen ada gap dalam hal komptensi lulusan perguruan tinggi,” ujarnya.
Ia menegaskan, sinergi antara kampus dan DUDI tidak sebatas pada seremonial dan tandatangan saja. Namun harus direalisasikan dan dicari titik temu dengan apa yang diinginkan oleh perguruan tinggi, serta keinginan DUDI.
Edi mengakui, bagi DUDI yang belum pernah melakukan kerja sama memang bukan pekerjaan mudah. Akan tetapi dengan dibuat sistem yang baik ia optimis bisa optimal. Selain itu, kerjasama ini juga dapat memangkas proses rekrutmen karyawan nantinya.
"Mahasiswa yang melakukan magang kerja akan dibuatkan data base. Sehingga jika kami membutuhkan dengan spesifikasi tertentu tinggal melakukan pemanggilan untuk diwawancara. Kerjasama ini harus menghasilkan simbiosis mutualisme,” terangnya.
Lanjut Edi, kerjasama tersebut bukan hanya sebatas menampung mahasiswa dan dosen untuk magang. Nantinya SDM DUDI juga bisa memberikan kuliah tamu pada beberapa materi yang dibutuhkan.
“Jadi tidak hanya mahasiswanya saja yang tahu dan paham tentang ruang lingkup DUDI, dosennya juga dituntut untuk tahu,” ungkapnya.
Rektor Unusa, Prof Achmad Jazidie, menyambut baik acara penandatanganan kerjasama itu. Peraih Bintang Jasa Jepang The Order of the Rising Sun, Gold Rays with Neck Ribbon ini mengatakan, sejauh ini Unusa dengan PT Peklindo III sebelum menjadi PT. Pelindo Terminal Petikemas Indonesia, telah menjalin kerjasama cukup intens, mulai dari mahasiswa dan dosen magang hingga kuliah tamu.
“Kerjasama ini adalah realiasasi dari terapkannya program MBKM di Unusa,” tandasnya.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait