SURABAYA, iNews.id - Memiliki balita yang susah makan membuat kebanyakan orangtua cemas. Padahal, bila susah makan, kebutuhan nutrisi per hari Si Kecil bisa sulit untuk tercukupi.
Akibatnya, daya tahan tubuhnya bisa melemah dan Si Kecil berisiko lebih tinggi untuk mengalami kekurangan gizi dan sakit.
Biasanya, slasan utama anak tidak mau makan biasanya karena memiliki 'ketakutan' tersendiri mengenai makanan tersebut. Ketakutan tersebut bisa karena aroma, bentuk, tampilan, tekstur, atau rasa makanan yang masih baru baginya.
Nah, bagi orangtua yang memiliki balita susah makan bisa mencoba ramuan jamu herbal karya mahasiswa Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, bernama 'Nom Nom Sinom Anti Stunting'.
Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan UM Surabaya, Berliana mengatakan, Nom Nom Sinom Anti Stunting merupakan inovasi tim KKN UM Surabaya di Desa Tattangoh, Kecamatan Proppo, Pamekasan, Madura.
Bersama timnya saat KKN, dia memanfaatkan tanaman toga yang ada dirumah warga untuk membuat jamu ini.
Hal itu mereka lakukan karena melihat angka stunting di Kabupaten Pamekasan sangat tinggi, bahkan menduduki angka stunting nomor 2 se Jawa Timur yakni 37-38%.
"Karena tema kita stunting, maka kita kolaborasikan jamu dengan stunting," kata dia.
Berliana menjelaskan, Nom Nom Sinom Anti Stunting sengaja diformulasikan khusus untuk balita, salah satu manfaatnya adalah untuk meningkatkan nafsu makan.
"Salah satu kandungan dari sinom dan puding ini temulawak. Temulawak sendiri bermanfaat untuk meningkatkan narfu makan," tuturnya.
Karena diformulasikan khusus untuk balita, maka jamu sinom hadir dengan rasa yang manis. Dengan begitu, balita bisa mengkunsumsi temulawak dan nafsu makannya meningkat.
"Jika balita tidak susah makan, diharapkan nanti akhirnya berat badannya naik dan kasus stunting turun," ucapnya.
Untuk bahan baku, Nom Nom Sinom Anti Stunting dibuat dari perpaduan temulawak, daun asam, gula Jawa dan gula pasir. Jamu herbal untuk balita ini dipastikan aman karena tanpa pengawet. Sinom bisa bertahan selam 3 hari jika disimpan di kulkas.
"Kami sudah uji coba saat di lokasi KKN. Saat ada posyandu, banyak balita yang suka," tandasnya.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait