Menerima policy brief tersebut, Menko PMK Prof Muhadjir Effendy menyampaikan apresiasinya atas perhatian para peserta PKN Tingkat I yang begitu tinggi terhadap pengembangan kebudayaan di Indonesia.
"Semoga ini dapat menjadi perhatian yang baik bagi pemerintah untuk meningkatkan integrasi bangsa dengan memperkuat basis kebudayaan di masyarakat yang ditanamkan sejak dini hingga di lingkungan instansi pemerintahan," ujar Muhadjir yang juga mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang tersebut.
Salah satu implementasi yang bisa dilaksanakan oleh instansi pemerintah maupun satuan pendidikan ialah penggunaan pakaian khas adat pada hari-hari tertentu.
Selain itu, upaya menggali dan mengenali potensi budaya di setiap momentum resmi.
"Banyak hal yang bisa dilakukan untuk memperkuat integrasi bangsa dengan sendi-sendi budaya bangsa kita yg sangat beraneka ragam," tutur Muhadjir.
Sementara itu, Deputi Bidang Penyelenggaraan Pengembangan Kompetensi LAN RI Dr Basseng menuturkan, policy brief ini telah selaras dengan tema PKN Tingkat I yang mengusung 'Strategi Kebudayaan dalam Memperkuat Integrasi Bangsa'.
"Saat ini, gelombang perubahan begitu dahsyat diiringi hadirnya budaya asing yang tidak kompatibel dengan budaya bangsa. Sehingga berpotensi pada terciptanya disintegrasi dan keterbelahan budaya," sambung Basseng.
Berdasarkan tema tersebut, penyusunan policy brief oleh peserta juga telah melewati proses benchmarking secara virtual ke Australia dan Turki pada tanggal 10 - 14 Mei 2022.
Kemudian pada tanggal 22 - 25 Mei 2022 peserta juga melakukan kunjungan ke Istana Sultan Hamengkubuwono X di Yogyakarta, dan menerima masukan dari Guru Besar Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada untuk memperdalam konten policy briefnya.
"Kami dengan hormat mohon perkenan Bapak Menteri untuk dapat memberikan pencerahan sekaligus pendalaman pada isu-isu dimaksud dan isu-isu terkini di bidang kebudayaan," pungkas Basseng.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait