Saking hangatnya bercengkerama dengan masyarakat Papua, keberadaan Khofifah di lokasi itu melebihi waktu yang ditentukan oleh aparat keamana.
"Ibu disana diberi waktu dua jam. Tapi ibu nekat, malah lebih dari dua jam," kata dia.
Selama proses penyusunan buku Trisnadi tidak sendirian. Ia menggandeng Fatimatuz Zahroh, jurnalis perempuan yang juga menjadi saksi sepak terjang Khofifah Indarparawansa. Bahkan Khofifah tidak mengetahui jika ia menyiapkan kejutan tersebut.
"Buku ini saya dedikasikan untuk Ibu Khofifah. Semoga buku fotografi ini bisa menginspirasi, terutama kaum perempuan di Indonesia," terangnya.
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, mengakui bahwa ia tidak mengetahui jika pengabdiannya dirangkum dengan apik dalam sebuah catatan visual oleh Trisnadi Marjan. Iapun merasa terharu dan memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada tim yang berhasil menyajikan karya visual tersebut.
“Saya surprise, haru dan apresiasi yang tinggi kepada tim penulis yang berhasil menarasikan dan mendeskripsikan perjalanan pengabdian saya selama ini. Terima kasih atas semuanya sampai terbitnya buku ini,” pungkasnya.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait