Erick Thohir menambahkan, para santri dan santriwati harus mampu mengembangkan kapasitas diri di tengah tantangan disrupsi digital.
Salah satu bentuk komitmen BUMN untuk terus berkontribusi terhadap ekonomi nasional dibuktikan dengan wujud Bakti BUMN. Salah satunya melalui inisiasi program magang untuk santri di pesantren.
“Program magang santri ini merupakan kolaborasi yang sukses antara BUMN bersama sejumlah perguruan tinggi dan pesantren dalam meningkatkan kualitas SDM. Langkah ini merupakan persiapan bagi generasi muda menghadapi tantangan pembangunan kedepannya termasuk di sektor digital," terangnya.
Kementerian BUMN juga telah membuka kegiatan Program Pesantranpreneur tahun 2022. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan berwirausaha agar pondok pesantren menjadi mercusuar peradaban, serta pusat pemberdayaan muslimpreuneur, dengan terwujudnya SDM dari para santri yang berkualitas sebagai penggerak pemberdayaan industri halal di Indonesia dan internasional.
Program Pesantrenpreneur (Pendidikan Vokasi Pondok Pesantren) yang diinisiasi oleh Kementerian BUMN ini diikuti oleh 78 pengajar yang telah berpartisipasi dalam Program Training of Trainer (ToT) pada bulan Mei 2022 lalu.
Pengajar berasal dari pondok pesantren di Surabaya, Jember dan Kediri, telah dibekali pengetahuan tentang bisnis terapan yaitu pembelajaran tentang Teknologi dan Rekayasa, Teknologi dan Informasi, Kesehatan, Agrobisnis, Perikanan dan Agroteknologi, Bisnis dan Manajemen, serta Tata Rias dan Tata Boga.
Proses belajar mengajar dalam Program pesantrenpreneur akan berlangsung satu tahun ke depan, dan diharapkan bisa menjadi bekal para santri untuk menjadi wirausahawan (santripreneur) ketika lulus nanti.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait