Catatan Buruk Persebaya, Kutukan Sejak 2017 hingga Kerusuhan Suporter yang Gerogoti Keuangan Klub

Arif Ardliyanto
Kerusuhan dan demonstrasi seolah menjadi ”tradisi” Persebaya sejak kembali ke kancah sepak bola tanah air pada 2017. foto iNewsSurabaya.id


 
Rangkaian kerusuhan di dalam maupun luar stadion itu, secara konsisten menggerogoti kesehatan keuangan Persebaya. Diumumkan dalam akun Instagram resmi mereka @officialpersebaya, kerugian akibat kerusuhan di Sidoarjo tembus miliaran Rupiah. Itu termasuk denda, pembenahan stadion, hingga kerugian karena hukuman lima pertandingan home tanpa penonton dari Komisi Disiplin PSSI.

Persebaya tidak menyebutkan detail miliar kerugian itu. Namun, dari hitung-hitungan sumber yang dekat dengan internal Persebaya, kerugiannya mendekati Rp 15 miliar.

Rincian sumber tersebut, kerugian Rp 5 miliar dari nilai promosi yang diberikan kepada para sponsor. Kapal Api, Kings Wallet, Exta Joss, MPM Honda, dan Universitas Muhammadiyah Surabaya. Semuanya mendapatkan benefit dalam pertandingan. 

Nah, benefit yang diberikan langsung kepada penonton tidak bisa diberikan lagi. Sampling produk, brosur, dan interaksi lainnya dengan fans hilang. Pun demikian halnya dengan umbul-umbul.

”Penonton rata-rata sekitar 30 ribu per pertandingan di Gelora Bung Tomo, hitungan kami kerugiannya mencapai Rp 1 miliar setiap game untuk benefit sponsor, kalau lima game tinggal mengalikan saja,” jelas sumber di internal Persebaya.

Kerugian lainnya berasal pendapatan tiket. Semisal penonton 25 ribu per laga, seperti halnya rata-rata penonton di GBT musim ini, kerugian bisa mencapai 9,4 miliar untuk lima laga. Sebagai catatan, tiket pertandingan Persebaya saat ini Rp 75 ribu untuk ekonomi. Dan Rp 250 ribu untuk VIP.

Plus denda PSSI dan biaya perbaikan stadion Gelora Delta Sidoarjo, total kerugian bisa melebihi Rp 15 miliar. 

Nilai Rp 15 miliar adalah angka yang sangat besar. Rezim Azrul meski diam, tidak mengecam secara langsung kerusuhan yang dilakukan suporternya, bisa dipastikan mengalami kesulitan pengembangan bisnis karen terus diganggu oleh kondisi tersebut. ”Mungkin cara-cara kami mengelola Persebaya tidak bisa diterima oleh teman-teman Bonek,” kata Azrul saat mengumumkan pengunduran diri (16/9).

Kalimat pendek yang bisa merangkum demonstrasi dan kerusuhan yang terus dialami Persebaya sejak 2017. Meski, prestasi tim sebenarnya selalu bagus di akhir musim. Selalu masuk lima besar, papan atas. 

Sekretaris Tim Persebaya Ram Surahman membenarkan perihal kerugian miliaran rupiah ini.  Ram menyebut angka Rp 5 miliar dari nilai promotion value yang diberikan kepada para sponsor. 
 
Kerugian itu bersumber dari hilangnya pendapatan dari lima sponsor musim ini, Kapal Api, Kings Wallet, Exta Joss, MPM Honda, dan Universitas Muhammadiyah Surabaya, juga penjualan tiket. 

"Semuanya mendapatkan benefit dalam pertandingan. Mulai dari umbul-umbul, sampling produk, a-board, dan sebagainya," ujarnya.

Editor : Arif Ardliyanto

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network