Manajemen Persebaya menuruti desakan itu, Iwan pun didepak diganti Alvredo Vera. Sukses, Persebaya lolos ke babak delapan besar hingga akhirnya juara Liga 2 dan promosi Liga 1.
Namun, bukan berarti rezim kepelatihan Vera mulus. Pada pertandingan terakhir babak 16 besar Grup C Liga 2 di Gelora Bung Tomo, Persebaya kalah 0-1 dari Kalteng Putra. Hasil itu membuat Bonek ngamuk, masuk ke stadion dan membuat kerusuhan. Kerusakan dan denda menjadi beban Persebaya karenanya.
Kerusuhan dan demonstrasi seolah menjadi ”tradisi” Persebaya sejak kembali ke kancah sepak bola tanah air pada 2017. foto IG Persebaya
Demonstrasi kembali terjadi pada 2018, tahun pertama Persebaya tampil di Liga 1. Mess pemain menjadi sasaran demonstrasi. Bus tim yang sedang mengangkut pemain pulang dari laga away dilempari telur. Pemain juga dipersekusi.
Alvredo Vera dan Chairul Basalamah, duet pelatih-manajer yang pada 2017 disanjung setinggi langit karena prestasinya membawa Persebaya promosi Liga 1, menjadi pesakitan. Suporter menuntut mereka dipecat meski liga masih panjang. Manajemen tidak bisa berbuat apa-apa, Jajang Nurjaman dan Candra Wahyudi dayang menggantikan Vera-Abud (sapaan Chairul).
Pada 2019, Persebaya demonstrasi dan kerusuhan yang dialami Persebaya kian menjadi-jadi. Setelah kalah dari Arema FC, kantor Persebaya dan toko-toko Persebaya Store mengalami vandalisme dan disegel suporter yang kecewa.
Di stadion, bahkan terjadi dua kerusuhan selama 2019. Pertama pada 19 Juni ketika Persebaya bermain imbang 1-1 melawan Madura United di babak delapan besar Piala Indonesia. Pertandingan dihentikan beberapa menit sebelum laga berakhir.
Kerusuhan di stadion kedua pada 2019 terjadi pada 29 Oktober. Ketika itu, Persebaya tertinggal 2-3 dari PSS Sleman dalam matchday ke-25. Suporter masuk ke lapangan, melakukan perusakan, dan pembakaran. Untuk memperbaiki stadion saja, Persebaya menghabiskan lebih dari 500 juta saat itu. Plus kena pertandingan usiran tanpa penonton sampai akhir musim. Kerugian yang dialami Persebaya pada 2019 diyakini mendekati angka Rp 20 miliar.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait