Menurutnya, dengan mengintegrasikan sistem, maka akan lebih bersahabat dan menjadi one stop solution bagi para pelanggan. Apalagi saat ini jumlah pelanggan Shelter Indonesia tidak sedikit, yakni mencapai 600 perusahaan yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Terima kasih atas dukungan dan kepercayaan yang selama ini telah diberikan bagi Shelter Indonesia,” tambahnya.
Meskipun Shelter Indonesia merupakan perusahaan outsourcing, Wildy menegaskan pihaknya tidak memperlakukan karyawan dengan semena-mena. Hak-hak karyawan diberikan seutuhnya tanpa ada potongan. Shelter Indonesia hanya menerima fee dari perusahaan terkait.
"Kami bekerja profesional sesuai undang-undang yang berlaku," tegasnya.
Sementara itu Chief Executive Officer Shelter Indonesia, Akhmad Setiadi, berharap adaptasi teknologi yang diterapkan oleh Shelter Indonesia ini, nantinya para pelanggan Shelter Indonesia dapat memberikan fokus perhatian pada proses bisnis utama agar bisa meningkatkan daya saing dan pengembangan bisnis utamanya.
Sedangkan untuk Shelter Indonesia sendiri, bisa memompa kinerja perusahaan. “Melalui ekspansi di bidang teknologi informasi ini, Shelter Indonesia menargetkan pertumbuhan bisnisnya lebih dari 20% di tahun 2023," ujarnya.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait