Inilah 13 Tokoh Penting Dibalik Lahirnya Sumpah Pemuda

Muhibudin Kamali
Inilah 13 tokoh penting Kongres Pemuda II yang menghasilkan Sumpah Pemuda 1928. Foto/youtube Indonesia Must be Strong.

6. Amir Sjarifoeddin Harahap


Foto/Wikipedia

 

Lahir di Medan pada 17 April 1907, Amir Syarifudin banyak menyumbang ide-ide brilian pada saat perumusan Sumpah Pemuda. Dikenal sebagai politikus sayap kiri (sosialis), Amir kemudian menjelma menjadi tokoh Partai Komunis Indonesia (PKI) paling menonjol. 

Amir pernah menjabt sebagai menteri pada Kabinet Presidensial, Kabinet Sjahrir I, Kabinet Sjahrir II, dan Kabinet Sjahrir III. Dia juga pernah menjabat sebagai perdana menteri antara 3 Juli 1947 – 29 Januari 1948 dengan membentuk Kabinet Amir Sjarifoeddin I dan II. 

Amir Sjarifoeddin ditembak mati di Ngaliyan, Solo pada 19 Desember 1948 karena keterlibatannya dalam pemberontakan PKI Madiun tiga bulan sebelumnya.

7.


Foto/Wikipedia

 

Wage Rudolf Suparman lahir pada 9 Maret 1903 di Purworejo, Jawa Tengah. Pada penutupan Kongres Pemuda II, WR Supratman memainkan sebuah lagu dengan instrumen biola yang sekarang dikenal sebagai kebangsaan Indonesia Raya. 

WR Supratman meninggal pada 17 Agustus 1938 di Surabaya, Jawa Timur. Dia ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional dan tanggal lahirnya ditetakan sebagai Hari Musik Nasional.

8. Sarmidi Mangoensarkoro


Foto/Wikipedia

 

Lahir di Surakarta, 23 Mei 1904, Sarmidi Mangoensarkoro adalah tokoh penting Kongres Pemuda I dan II yang menyampaikan materi mengenai pentingnya pendidikan untuk Indonesia sebagai sebuah bangsa. 

Dikenal sebagai tokoh Taman Siswa, Sarmidi pernah dipercaya menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada 1949-1950.

9. Sekarmadji Maridjan 

Foto/wikipedia 

 

Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo lahir di Cepu, Jawa Tengah pada 7 Januari 1905. Dia adalah salah satu tokoh penting penyusunan naskah Sumpah Pemuda. Ia sempat tinggal di rumah HOS Tjokroaminoto sekaligus menjadi sekretaris pribadinya. 

Di masa kemerdekaan, Kartosoewirjo dikenal sebagai tokoh Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII). Sejak awal, Kartosoewirjo menginginkan Indonesia menjadi negara berdasarkan Islam. Karena itu, dia menolak tawaran menteri kabinet Amir Sjarifoeddin. 

Dia lalu membentuk kelompok Darul Islam dan melakukan perlawanan terhadap pemerintah Indonesia dari tahun 1949 hingga 1962. Kartosoewrjo meninggal setelah dieksekusi mati di Pulau Seribu pada 5 September 1962.

Editor : Ali Masduki

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 4 5

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network