Billy menjelaskan bahwa tekanan air, kecepatan alir, dan waktu kontak antarpartikel perlu disesuaikan agar air dapat teralirkan ke jalur kanan dan kiri serta tidak kembali bercampur dengan mikroplastik.
“Perhitungan dan simulasi dilakukan dengan software Matlab,” tambahnya.
Diketahui, limbah plastik di laut dapat mengalami degradrasi menjadi mikroplastik yang mampu mengontaminasi rantai makanan biota laut. Hal ini sangat berbahaya bila biota laut tersebut dikonsumsi manusia.
Berdasarkan Data Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 3,2 juta ton sampah plastik dibuang ke laut Indonesia setiap tahunnya.
Sampah plastik tersebut akan terdegradasi menjadi mikroplastik dan berpotensi mengontaminasi biota laut. Disisi lain, belum ada teknologi yang diterapkan pemerintah Indonesia dalam penanganan dan pengurangan mikroplastik tersebut.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait