Sejalan dengan pertumbuhan penyaluran kredit dan kualitas pinjaman yang memiliki performa positif, Bank Jatim mencatatkan pertumbuhan signifikan pada Net Interest Income (NII) di Triwulan III tahun 2022 yang naik sebesar 8,57% (YoY) atau tercatat Rp. 3,66 Triliun.
Sementara itu, biaya provisi menurun sebesar 10,72% (YoY) atau tercatat Rp. 318 Milliar.
Kinerja moncer tersebut mengakibatkan Bank Jatim berhasil mencatatkan kenaikan Laba Bersih 1,51% (YoY) atau sebesar Rp. 1,20 Triliun serta Asset yang tercatat sebesar 98,48 Triliun.
Sedangkan komposisi rasio keuangan Bank Jatim periode September 2022 antara lain, Return On Asset (ROA) sebesar 2,02 %, Return on Equity (ROE) sebesar 15,85 % dan Net Interest Margin (NIM) sebesar 5,17 %.
Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman menyampaikan, bahwa laba Bank Jatim terbilang lebih rendah dibandingkan BPD besar lainnya.
"Ini sebagai bagian dari konsolidasi bank yang tengah melakukan penguatan bisnis dengan melakukan berbagai perbaikan kebijakan, struktur organisasi, hingga sumber daya manusia," terangnya.
Sebagai BPD, lanjutnya, Bank Jatim bertumpu pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Sedangkan APBD bertumpu pada Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
"Kita ketahui dua tahun terakhir, APBN banyak digunakan untuk penanggulangan Covid-19, sehingga ini juga berdampak secara tidak langsung terhadap pertumbuhan BPD," papar Busrul.
"Oleh sebab itu, bila selama ini BPD termasuk Bank Jatim kuat di segmen payroll base, kini kita harus bergeser ke sektor produktif yang masih memiliki peluang yang sangat besar. Untuk mengoptimalkan sektor produktif inilah, bankjatim melakukan konsolidasi dengan memperkuat bisnis," Jelas Busrul.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait