Para penyandang disabilitas itu, imbuh Arif, ditempatkan di divisi sesuai ketrampilan yang dimiliki. Ada yang ditempatkan bagian memotong, menjahit, dan cleaning service.
Arsyadina didirikan oleh pasangan suami istri M. Arif Sayfuddin dan Muta'alliqu Rusydina. Mereka mulai merintis usaha sejak tahun 2012.
"Dulu, kami CMT atau orang biasa menyebut maklun. Hanya memotong bahan hingga siap dijahit. Termasuk pengukuran kain serta pemberian nomor," terang Arif.
Awal merintis bisnis konveksi, Arif bersama istrinya keliling menawarkan jasa ke teman-temannya. Juga beberapa orang yang dikenal. Dia sengaja gak memasang iklan karena biayanya mahal.
"Tahun 2013, kami mendapatkan order mengerjakan produk fashion beberapa brand-brand ternama," kata Muta'alliqu Rusydina.
Ketika pandemi covid-19, Arsyadina sempat mengerjakan hazmat dan masker pesanan Pemerintah Kota Surabaya dan beberapa perusahaan swasta di Surabaya.
"Jumlahnya cukup banyak. Ribuan per minggunya. Yang jadi tantangan harus deadline-nya mepet-mepet. Alhmadulillah, kami bisa memenuhi," tutur Mita, panggilan karib Muta'alliqu Rusydina.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait