Semantara itu Ketua Asosiasi Produsen Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan (AP5I) Budhi Wibowo menambahkan, pada awal pandemi Covid-19 pasar ikan turun sekitar 80 persen. Namun saat ini sudah sedikit membaik turunnya menjadi sekitar 30 persen dibandingan sebelum pandemi.
Namun pasar untuk rilet atau konsumen akhir, lewat retailer besar, retaliler kecil, penjualan online tumbuh pesat. Permintaan produk-produk olahan, terutama siap saji dan siap masak juga meningkat dengan pesat.
Oleh karena itu, selain terus mengembangkan pasar ekspor, anggota AP5I akan semakin serius mengembangkan pasar dalam negeri produk olahan perikanan.
Ketua Asosiasi Produsen Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan (AP5I) Budhi Wibowo.
Penjualan ke pasar dalam negeri selain dilakukan melalui berbagai retailer besar dan kecil, juga melalui penjualan online melalui berbagai ecommerce dan marketplace yang trend penjualannya terus mengalami peningkatan.
Namun, lanjut Budhi Wibowo, kendala utama peningkatan penjualan produk olahan perikanan ke pasar dalam negeri adalah sulit dan mahalnya pengiriman “door to door” produk frozen dalam jumlah kecil dari Industri Pengolahan perikanan ke konsumen akhir.
"Untuk mengatasi kendala tersebut AP5I terus berkoordinasi dengan KKP dan perusahaan logistik khusus produk frozen," ucapnya.
Secara bertahap, kendala tersebut akan semakin teratasi. Bahkan saat ini sudah mulai tersedia jasa fulfillment door to door produk frozen yang diperkirakan bisa memangkas biaya distribusi produk perikanan sekitar 10-20 %.
Dengan besarnya penduduk Indonesia dan ekonomi Indonesia yang terus berkembang dan telah berada pada urutan ke 7 ekonomi dunia, Budhi sangat optimis bahwa pasar dalam negeri produk olahan perikanan akan terus berkembang dengan pesat.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait