Dalam tema yang ada, Agus menuturkan, banyak kelompok siswa yang mengambil alur cerita perjuangan arek-arek Surabaya dengan kedatangan penjajah. Mereka menggambarkan, setelah merdeka ada kehidupan sejahtera, proses transaksi ekonomi mengalami kenaikan, dan perdagangan tumbuh.
Kesejahteraan yang dialami masyarakat tak berlangsung lama, tiba-tiba muncul penjajah Belanda yang ingin menguasai Indonesia kembali. Bahkan, penjajah ini berani menurunkan bendera merah putih dan menaikan bendera Belanda. Fakta tersebut membuat warga Negara Indonesia marah, dan terjadilah pertempuran besar antara arek-areka Suroboyo dengan penjajah Belanda.
“Anak-anak benar kreatif, ada penyobekan bendera, bahkan ada darah saat tertembak. Ini benar-benar menarik,” aku Agus juga Waka Kesiswaan SMA IPIEMS.
SMA IPIEMS Surabaya menggelar teaterikal drama yang menggambarkan perjuangan para pahlawan. Foto iNewsSurabaya/arif
Sementara itu, Kepala Sekolah IPIEMS Surabaya, Akhmad Fauzi mengatakan, kegiatan aksi teaterikal ini menunjukan siswa-siswa memiliki kemampuan dibidang lain. Mereka memiliki ide untuk mengaktualisasikan menjadi sebuah karya yang sangat bagus. “Ketrampilan mengaktualisasikan sebuah ide sangat bagus. Ini yang saya harapkan bisa terus berkembang pada siswa-siswa IPIEMS,” katanya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait