Tak Mudah Menjadi Seorang Ayah

OPINI
Prof Ahmad Zainul Hamdi

Dalam dunia patriarkal, bukan hanya perempuan yang menjadi korban, laki-laki juga menjadi korban penyingkiran dari peran-peran pengasuhan kepada anak. Ketika ada seorang ayah yang menemani anak gadisnya berbelanja kebutuhan khas anak-anak perempuan, orang-orang memandangnya aneh. Atau, jika ada seorang ayah yang terlibat dalam permainan putri kecilnya, orang akan menyanjungnya sebagai ayah hebat. Baik pandangan aneh maupun sanjungan sesungguhnya keluar dari ideologi penyingkiran laki-laki dari pengasuhan terhadap anak-anaknya.

Saya adalah ayah dari dua remaja putri. Sejak keduanya kecil hingga kini, saya memiliki kedekatan dengan mereka. Sama sekali bukan karena didikan atau kritikan dari para feminis. Ini adalah panggilan alami seorang ayah kepada anak-anaknya. Tatapan aneh atau sanjungan berlebihan yang dialamatkan ke saya ketika menemani anak-anak bermain atau belanja itu terasa sangat mengganggu. 

Saya merasa sangat risih ketika semua ibu-ibu di "kereta kelinci" yang sedang menemani anaknya melihat saya menemani Virginia kecil menunggu "kereta kelinci" di pinggir jalan dan naik ke atasnya. Mengapa mereka memandang saya aneh? Saya merasa sangat terganggu dengan sanjungan berlebihan ketika saya ikut bermain anak gadis kecil saya atau membelikan pembalut anak gadis remaja saya. Ini hanyalah sesuatu yang seharusnya dilakukan seorang ayah sebagaimana juga bisa dilakukan seorang ibu. Mengapa mereka keterlaluan menyanjung saya. Mengapa? 



Editor : Arif Ardliyanto

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 4

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network