Pelaku Industri Yakin Pelabelan BPA Tidak Mempengaruhi Pertumbuhan Industri

Ali
Aktifitas di pabrik pengolahan air minum Cleo, di Pasuruan Jawa Timur. CLEO menggunakan galon bebas BPA dan terus tumbuh. Foto: iNewsSurabaya.id/Ali Masduki

SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Pelaku Industri AMDK mendukung keputusan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam mewajibkan industri AMDK melakukan pelabelan risiko Bisfenola A (BPA) jika menggunakan galon berbahan Polikarbonat (PC). 

"Dari perusahan air minum, kami mendukung keputusan BPOM dengan mewajibkan pelebelan. Dan kita mempunyai spirit untuk melaksanakan keputusan itu karena memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan industri AMDK. Itu harus kita dukung," ungkap Direktur Operasional PT Sariguna Primatirta, Tbk., sekaligus Sekjen ASPARMINAS (Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan Nasional) Eko Susilo. PT Sariguna Primatirta sendiri merupakan produsen air minum Cleo

Menurutnya, usaha pelabelan ini adalah sebagai bentuk nyata industri AMDK untuk memprioritaskan kesehatan konsumen. Karena menjadi hak konsumen untuk mendapatkan transparansi informasi tentang apa yang mereka konsumsi. 

Hal ini juga menjadi tanggung jawab produsen untuk menciptakan produk- produk sesuai dengan standar kualitas dan keamanan yang telah ditetapkan.

Eko juga menambahkan bahwa, keputusan itu bagus karena sebagai pemangku regulasi dan pengawasan yang miliki tanggung jawab dalam memastikan keamanan pangan, BPOM harus memberikan prioritas pada kesehatan konsumen, harus memberikan konsumen keterangan yang transparan tentang apa yang dikonsumsi. 

"Dan kita sebagai produsen, harus memberikan produk yang berkualitas dan aman dikonsumsi. Nah ini menjadi tanggung jawab kita untuk mendukung BPOM karena konsumen berhak mendapatkan transparansi informasi atas yang dikonsumsi. Itu yang utama," tuturnya.

Industri AMDK, lanjutnya, harus memahami bahwa yang abadi di dunia ini adalah perubahan. Dan saat ini seluruh dunai lakukan pembatasan dalam penggunaan polikarbonat karena mengandung bahan kimia yang bisa menyebabkan kanker dan kemandulan.

"Karena ada batasan penggunaannya, maka Indonesia harus ikut dan tidak bisa menolak.  Kita sebagai pengusaha bertanggung kawab atas kesehatan konsumen itu yang juga harus dikedepankan. Kalau harus berubah ya harus berubah untuk menjaga tras konsumen. Karena jika tras tidak ada karen kita tidak bisa memberikan packaging lebih baik, maka pasti industri tidak bagus. Kita harus mengikuti aturan dan aturan dunia, termasuk WHO yang sudah menetapkan batasannya," terang Eko panjang lebar. 

Terlebih perubahan ini sebenarnya tidak akan matikan industri AMDK tetapi justru akan memacu kinerjanya karena akan menumbuhkan kepercayaan konsumen bertambah besar.  

"Transparansi itu akan meningkatkan konsumen dan permintaan," katanya.

Menurut Eko, harusnya industri mendukung karena penggunaan bahan baku galon BPA Free akan lebih memudahkan mereka sebab bahan baku tidak dari impor dak harganya juga lebih murah.

"Kalau Polikarbonat, bahan dasarnya impor dan harganya juga mahal, sekitar US$ 4 per kg, kalau BPA Free bahan tersedia dalam negeri dan harganya hanya US$ 1 per kg.  harusnya itu yang didukung, bukan malah tetap impor. Bahan baku melimpah, ngapain impor. Juga baik dari sisi kesehatan dan lebih kompetitif. Harusnya ini bukan menjadi halangan tetapi menjadi trigger positif bagi industri. Jadi tidak masuk akal kalau industri menginginkan impor, itu tidak benar," ungkapnya. 

Untuk itu,sebagai pelaku industri yang bertanggung jawab, ia akan tetap dukung dengan menjalankan peraturan tersebut dan akan mengubah penggunaan bahan baku galon yang digunakan dengan BPA Free. 

"Kita tidak bisa memaksakan hanya demi keuntungan kita tetapi merugikan konsumen," tegasnya.

"Saya yakin, upaya ini justru akan membuat industri AMDK mengalami peningkatan yang signifikan karena semua poin positif. Air minum adalah kebutuhan dasar rumah tangga yang akan terus bertumbuh seiring pertumbuhan penduduk. Transparansi informasi ini justru akan menambah ketenangan konsumen dan memberikan potensi untuk peningkatan demand," terangnya lagi.

Keuntungan lain yang didapatkan dengan menggunakan galon BPA Free adalah ramah lingkungan karena mudah didaur ulang. Botol bisa diolah kembali menjadi botol dan juga bisa diolah menjadi bahan baku tekstil. 

"Enviromental friendly. Kalau botol bisa dikumpulkn ke pengepul, maka pengepul dapat nilai tambah. Oleh pengepul dibawa ke pengolah, pengolah dapat nilai tambah, dan itu dijadikan botol. Itu namanya sirkuler ekonomi," ujarnya. 

Terkait kinerja industri AMDK, ia mengatakan tumbuh cukup bagus. Secara umum, pada semester 1 tumbuh sekitar 8 persen. Dan ia perkirakan sampai akhir tahun pertumbuhan industri AMDK akan mencapai diatas 10 persen

Editor : Ali Masduki

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network