Margaretha Solang menyatakan, tingginya prevalensi stunting di Kabupaten Pohuwato (34℅) (data SSGI). Stunting terjadi karena kurang gizi kronis, sehingga perlu dilakukan uji biokimia (Fe, zinc, kalsium ion) pada balita stunting.
"Salah satu penanganan yang dilakukan dengan pemanfaatan pangan lokal kerang dan jagung lokal Gorontalo. Untuk mengetahui efek pangan tersebut maka dilakukan kembali uji biokimia pada balita. Selain intervensi pangan lokal pada balita stunting, dalam program ini juga dilakukan pelatihan dan pendampingan pada kader, ibu balita, dan PKK dalam pengolahan pangan lokal yang menghasilkan produk bakso kerang dan susu fermentasi jagung lokal gorontalo. Pihaknya juga menyediakan website edukasi stunting di 9 desa lokus stunting," katanya.
Dosen dan peneliti Universitas Negri Gorontalo itu juga melakukan intervensi spesifik pada balita stunting melalui pemberian pangan lokal, melatih dan mendampingi masyarakat dalam pengolahan produk diversifikasi pangan lokal serta melatih operator desa dalam pengelolahan web desa edu digital.
" Tim akan menyasar pada balita stunting, ibu balita, kader kesehatan, ibu PKK, dan operator desa" katanya.
Martha berharap, dengan waktu yang singkat ini tim bisa menyimpulkan penanganan stunting. Meski begitu pihaknya juga memantau secara berkelanjutan.
Kegiatan ini diksanakan dari Sept - Des 2022, di 9 desa lokasi stunting ( Huta Moputi, Karya Indah, Omayuwa, Kalimas, Bumi Bahari, Persatuan, Huyula, Telaga, Sarimurni) Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo" jelasnya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait