Mendengar janji Shalahuddin ini, Balian masygul. Seakan tak percaya. Bagaimana mungkin ada seorang jenderal yang memenangi sebuah peperangan dan memperlakukan musuh yang dikalahkannya sebegitu terhormat. Apalagi, sebelumnya, pasukan Kristen membunuh seluruh umat Islam yang ada di Kota Jerusalim ketika berhasil merebut kota itu.
_“Christians slaughter all Muslims within the walls when taking this city.”_ (“Pasukan Kristen membantai semua orang Islam di Kota Jerusalim ketika mereka merebut kota ini”). Itulah kalimat yang disampaikan Balian ke Shalahuddin ketika mendengar janji Shalahuddin. Dengan sangat bersahaja, Shalahuddin menimpali, _“I’m not kind that person. I’m Saladin. Shalahuddin.”_ (Saya bukan orang seperti itu. Saya adalah Saladin. Shalahuddin).
Bagi orang seperti Shalahuddin, kebaikan Islam tidak cukup dipropagandakan dengan kata-kata. Taka da gunanya mempropagandakan Islam sebagai agama damai, tapi kelakuan penuh teror. Bagi Shalahuddin, keindahan Islam harus dibuktikan dalam tindakan. Ketika seseorang menyatakan bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan kerahmatan bagi seluruh alam, orang lain akan memandangnya sebagai omong kosong ketika orang tersebut justru melakukan tindakan kekerasan, menabar kebencian dan ketakutan kepada orang-orang di sekitarnya.
Bagi seorang Shalahuddin, bahkan ketika dalam sebuah peperangan pun, kemanusiaan harus tetap dijaga dan dihormati. Islam bukan agama yang mengajarkan umatnya untuk menista dan menghinakan kemanusiaan atas nama Tuhan. Bahkan ketika seorang Muslim terlibat dalam sebuah peperangan pun, dia tidak boleh jatuh ke dalam kebencian, dendam, dan penistaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait