Program SMA Double Track Membuahkan Hasil, Puluhan Ribu Alumni Sudah Mandiri

Ali
Peserta program SMA Double Track dari SMAN 3 Bangkalan menunjukkan pastry dan bakery ketika mengikuti Festival Millennial Entrepreneur Award (MEA)-2022, di Gedung Robotika ITS Surabaya, Selasa (13/12/2022). Foto: iNewsSurabaya.id/Ali Masduki

SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Program SMA Double Track (DT) yang digagas Dinas Pendidikan Jawa Timur bersama  Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya yang sudah berjalan selama 4 tahun membuahkan hasil. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Wahid Wahyudi menyebut, sudah banyak alumni SMA Double Track yang mampu hidup mandiri baik menjadi karyawan atau berwirausaha.

Ia mencatat, sekitar 10.500 alumni Double Track sudah bisa mandiri secara ekonomi. Dari jumlah tersebut, sekitar 7000 orang bekerja sebagai karyawan dan sekitar 3500 berwirausaha.

Wahid mencontohkan, seperti alumni dari SMAN Bantur Malang, Debora misalnya. Debora sudah menghasilkan Rp30 juta per bulan. Di Bagkalan Madura, ada alumni Double Track yang sudah membuka salon kecantikan dengan hasil Rp8 juta per bulan. 

"Mari kita bagun putra-putri kita bukan hanya siap jadi karyawan profesional, tetapi juga siap jadi juragan-juragan baru di negeri ini," tuturnya saat membuka Festival Millennial Entrepreneur Award (MEA)-2022, di Gedung Robotika ITS Surabaya, Selasa (13/12/2022).

Menurut Wahid, selain memberikan bekal vokasi dan kewirausahaan kepada siswa SMA, program SMA Double Track adalah inovasi yang luar biasa bagi dunia pendidikan. Sehingga saat ini sudah ada beberapa provisi yang mulai mencontoh Jawa Timur, salah satunya Kalimantan Timur.

Double Track, kata dia, tidak hanya bermanfaat bagi siswa yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi saja. Tetapi vokasi ini menjadi kebutuhan bagi semua siswa. Hasilnya, semasa sekolah peserta didik bisa mencari penghasilan, bahkan saat kuliah mereka mampu membiayai sendiri.

Proram ini, lanjutnya, dilatarbelakangi banyaknya lulusan SMA di Jawa Timur yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi. Dinas Pendidikan Jatim mencatat, yang melanjutkan ke perguruan tinggi baik negeri maupun swasta hanya 33 persen. Sedangkan 67 persen lulusan SMA tidak melanjutkan.

"Kalau mereka tidak memiliki ketrampilan apapun, maka berpotensi menjadi pengangguran atau kerja serabutan," ujar Wahid.

Lebih jauh Wahid menuturkan, program SMA Double Track yang saat ini berjalan sangat relevan dengan tuntutan zaman. Yakni mempersiapkan SDM yang mampu beradaptasi. Diantaranya mampu mengikuti perkembangan teknologi khususnya teknologi digital. 

"Karena tekonlogi digital mampu merubah peradaban dan siapaun yang tidak menguasai pasti akantertingaal daripercaturan ekonomu dunia," terangnya.

"Kita harus membangun, bahwa putra-putri kita harus memiliki skill, memiliki kompetensi keahlian, harus memiliki vokasi dan kewirausahaan. Dan inilah yang sekarang kita bagun bersama ITS yang disebut SMA Double Track," tegasnya.

Selanjutnya lewat program ini peserta didik juga diberikan pembelajaran agar memiliki inovasi, kreatifitas dan kemampuan berkolaborasi. Hal itu sesuai dengan tunturan era sekarang.

"Di SMA Double Track pun sekarang di bentuk Usaha Kelompok Siswa (UKS). Lima sampai eman orang bekerjasama dan kerjasama itulah yang kita harapkan akan dilahirkan dari putra-putri kita semua," tegasnya.

Festival Millennial Entrepreneur Award (MEA)-2022 ini dikuti ebanyak 12 perwakilan sekolah dan Kelompok Usaha Sekolah (KUS)  menggelar berbagai produk yang mereka hasilkan.

Ketua Tim SMA DT, M. Zainul Asrori, mengatakan, tema yang diambil pada festival tahun ini adalah Berlatih dengan Giat, Mandiri Lebih Cepat. Tema ini diambil terkait dengan fokus pelaksanaan program DT tahun keempat yang menitik beratkan pada pendirian KUS dan kemandirian peserta untuk berlatih dan berwirausaha, serta memperbanyak alumni pelatihan yang membuka usaha mandiri dan menyerap tenaga kerja terampil.  

“Sebanyak 1.541 KUS SMA Double Track sudah terbentuk dan menghasilkan berbagai produk berkualitas dan layanan jasa. Dalam MEA kali ini diikuti oleh 133 sekolah dari 28 kabupaten di Jatim. Kami akan memberikan penghargaan enterpreneur milenial dalam 12 kategori, mulai produk terbaik dan terlaris, advertising tiktok, pembuatan video tutorial, pengembang DT-Mart, dan kerjasama kemitraan dunia usaha dan industri,” katanya.

Asrori menjelaskan, sebenarnya KUS mirip dengan UMKM, hanya bedanya, pelakunya adalah siswa yang tergabung dalam program SMA DT. KUS merupakan kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 hingga 6 siswa. Dibuat kelompok kecil agar dapat efektif dan gesit kiprahnya. Dalam satu sekolah penyelenggara DT dapat dibentuk sejumlah KUS sesuai kebutuhan dan hasil kesepakatan siswa. 

“Biasanya kelompok KUS memiliki anggota dengan keterampilan sejenis, misalnya kelompok tata boga atau kelompok tata busana. Tapi tidak menutup peluang KUS beranggotakan lintas bidang keterampilan,” katanya

Kata Asrori, pembentukan KUS dilakukan dalam rangka memacu siswa agar segera melakukan aksi nyata. Dalam kelompok-kelompok kecil mereka akan cepat solid dalam berkarya.

Kehadiran beberapa KUS di satu sekolah juga akan memunculkan kompetisi maupun kolaborasi yang sehat di antara mereka, sehingga masing-masing KUS terpacu untuk menunjukkan eksistensi dan kemandiriannya. Pelaksanaan Program DT tahun ini memasuki tahun keempat dengan sasaran pengembangan alumni yang berkompetensi, mampu bekerja dan berwirausaha. 

“Fokus pelaksanaan tiap tahunnya berbeda sebagai upaya untuk menciptakan keberlanjutan. Di tahun pertama kami focus pada pelaksanaan pelatihan dengan pembuatan modul-modulnya, tahun kedua fokus ke pengembangan produk berkualitas, tahun ketiga pada pemasaran komunitas, dan tahun keempat fokus pada pemberdayaan KUS dan penguatan alumni program DT untuk memperluas usahanya dengan bantuan modal dari perbankan. Saat ini Bank yang sudah siap mensupport Bank BPR UMKM Jawa Timur,” paparnya.

Untuk itu, pada festival MEA tahun ini pihak panitia akan mengundang beberapa alumni Program DT yang kami nilai telah berhasil baik di dunia kerja maupun sebagai wirausahan muda. 

“Kami bangga menjalankan program ini, karena ditahun keempat sudah mulai terlihat manfaat dan hasilnya. Produk dan jasa yang dihasilkan sudah mencapai 1.060 jenis dengan jumlah transaksi mencapai Rp 1,715 miliar. Sebuah angka nilai yang pantastis dihasilkan dari sekolah. Keterampilan tata boga dan kecantikan peraih transaksi terbesar. Sedang untuk KUS yang memperoleh transaksi terbesar masing-masing pengolahan pastry bakery dan merias wajah panggung,” kata dia.

Sementara itu salah satu siswa peserta program SMA Double Track dari SMAN 3 Bangkalan, Uswatun Khasanah mengakui bahwa program yang digulirkan oleh  Dinas Pendidikan Jawa Timur bersama  Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ini sangat bermanfaat. 

Meski baru ikut beberapa bulan, siswa kelas 12 ini sudah mampu memproduksi pastry dan bakery. Bekal yang ia dapat nantinya akan digunakan untuk membiayai kuliah. 

"Dengan adanya Double Track sangat membantu ekonomi keluarga. Soalnya bisa mendapat uang jajan sendiri. Bekal yang saya dapatkan dari program Double Track ini akan saya gunakan untuk membiayani kuliah nanti," tandasnya.

Editor : Ali Masduki

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network