SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Kota Surabaya memiliki beragam tempat ikonik, salah satunya adalah daerah Kya-Kya yang merupakan tempat dimana orang-orang berjualan aneka makanan, aksesoris, dan lain lain. Nama Kya-Kya juga memiliki arti yaitu jalan-jalan.
Kya-Kya ini berada di Jalan Kembang Jepun, Surabaya. Dulu Kembang Jepun menjadi pusat perdagangan yang ada di Surabaya. Posisi Kembang Jepun juga dilintasi oleh kalimas, di dekat Kembang Jepun terdapat jembatan Merah yang menghubungkan Kembang Jepun dengan jalan Rajawali.
Pada zaman kolonial, bangsa belanda menjadikan Kya-Kya sebagai sentra perdagangan dan sebagai pembatas wilayah. Belanda dibagian barat, Cina dibagian selatan, dan Arab-Melayu dibagian utara. Di dekat Kya-Kya juga terdapat gedung Internatio. Gedung yang dulunya dipakai oleh pemerintahan Inggris yang berada dibawah pemerintahan Gubernur Jendral Daendels. Gedung itu menjadi wujud supremasi bangsa eropa yang menjajah Hindia Belanda.
Nama Kembang Jepun lebih kenal pada saat jaman penjajahan Jepang, ketika Jepang menduduki kota Surabaya pada saat perang pasifik. Sebelum bernama jalan Kembang Jepun, jalan tersebut bernama Handelstraat, Handelstraat memiliki arti yaitu jalan perdagangan. Nama yang sesuai dengan kawasan yang menjadi jalannya pusat perdagangan bangsa Eropa.
Kembang Jepun juga memiliki arti yaitu Kembang yang artinya Bunga, dan Jepun yang artinya Jepang. Nama Kembang Jepun adalah istilah perempuan pelacur, yang dibawa oleh pasukan Jepang untuk mememenuhi nafsunya, dan menjadikan Kembang Jepun menjadi tempat prostitusi terbesar.
Pada awalnya Kya-Kya direncakan oleh pemerintahan Surabaya dijadikan seperti Malioboro yang ada di Yogyakarta. Tetapi hal tersebut tidak mendapatkan respon baik dari masyarakat dan PKL ( Pedagang Kaki Lima ) setempat. Akhirnya kawasan Kya-Kya ini menjadi daerah mati dan sepi di malam hari.
Pada tanggal 31 Mei 2003, akhirnya Kya-Kya untuk pertama kalinya dibuka bertepatan dengan hari ulang tahun kota Surabaya. Lokasi Kya-Kya memang tidak ada duanya, semua orang bisa datang ke Kya-Kya, bahkan hanya sekedar jalan jalan, membeli makanan, aksesori dan lain-lain.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait