Kegempaan itu masih didominasi oleh gempa permukaan. "Gempa vulkanik dangkal terekam sebanyak 82 kali dan gempa hembusan yang terekam sebanyak 32 kali. Gempa tersebut pada kedalaman yang dangkal itu menunjukan adanya akumulasi tekanan yang disertai proses pelepasan tekanan," ungkapnya.
"Hal tersebut menyebabkan permeabilities batuan didasar kawah gunung ijen meningkat, sehingga memudahkan gas vulkanik bergerak ke permukaan. Selain itu, juga teramati asap kawah berwarna putih tipis dengan tinggi mencapai sekitar 50 - 200 meter di atas puncak," ungkap Suparjan.
Sementara potensi bahaya yang ditimbulkan dari aktivitas vulkanik gunung ijen saat ini adalah gas - gas vulkanik konsentrasi tinggi di sekitar kawah. Aktivitas solfatara di dinding kawah ijen dan difufi gas - gas vulkanik dari dalam kawah ke permukaan.
Selain itu, juga terjadi erupsi freatik berupa semburan gas dari danau kawah. Erupsi freatik bisa terjadi tanpa didahului oleh peningkatan aktivitas, baik visual maupun kegempaan. Meski mengalami peningkatan aktivitas vulkanik, namun status gunung api ijen daei level 1 normal meningkat menjadi level II waspada.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait