Dahulu pada masa Belanda jembatan ini berperan penting sebagai jalur masuk dan keluarnya kapal dari pulau Madura ke pusat kota Surabaya. Menurut Direktur Surabaya Heritage Society, Freddy H Istanto mengatakan setiap harinya ada sekitar 16 kapal tiang dengan ketinggian 17 meter yang lalu lalang melewati jembatan ini.
Jumlah ini belum ditambah dengan kapal-kapal kecil lainnya yang dijadikan sebagai tempat bertransaksi bahan pangan. Mulai dari buah-buahan yang dibawa dari Madura sampai bahan pokok kebutuhan masyarakat saat itu.
“Jembatan Petekan saat itu menjadi salah satu pusat perdagangan kapal-kapal tradisional," kata Freddy
Geladak jembatan ini tidak bisa diangkat lagi pada tahun 1980-an. Hingga pada Januari tahun 2011 geladak jembatan Petekan dipotong, dikarenakan balok-balok gelagar dan siku dicuri yang mengakibatkan geladak jembatan Petekan ini ambruk ke sungai. Dikarenakan perawatan dan usia, Jembatan Petekan kini sudah tidak berfungsi lagi.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait