SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Pada zaman dahulu saat Kota Surabaya masih diperintah oleh kolonial Belanda kota Surabaya memiliki jembatan yang bisa dibilang canggih pada masa itu, Jembatan tersebut dinamakan Ferwedarbrug atau masyarakat kota Surabaya sering menyebutnya dengan nama Jembatan Petekan.
Jembatan ini berada di Jalan Jakarta, Perak Utara Kecamatan Pabean Cantikan, Kota Surabaya. dinamakan Ferwedarbrug karena diambil dari nama seorang panglima perang angkatan laut Hindia Belanda yaitu Admiraal Ferweda. Jembatan Petekan ini dibangun di atas sungai Kalimas, tepatnya berada di kawasan Bataviaweg.
Pada tahun 1900 Jembatan Petekan ini dibangun oleh NV. Machinefabriek Braat and Co. Jembatan ini mulai beroperasi pada tanggal 16 Desember 1939.
Masyarakat biasa menyebut jembatan ini dengan nama Jembatan Petekan karena sistem kerjanya ditekan (petek-an), dalam bahasa Jawa Petek-an memiliki arti yaitu ditekan atau di pencet. Oleh karena itu Jembatan Petekan di Surabaya ini merupakan jembatan tercanggih pada masa itu.
Dahulu pada masa Belanda jembatan ini berperan penting sebagai jalur masuk dan keluarnya kapal dari pulau Madura ke pusat kota Surabaya. Menurut Direktur Surabaya Heritage Society, Freddy H Istanto mengatakan setiap harinya ada sekitar 16 kapal tiang dengan ketinggian 17 meter yang lalu lalang melewati jembatan ini.
Jumlah ini belum ditambah dengan kapal-kapal kecil lainnya yang dijadikan sebagai tempat bertransaksi bahan pangan. Mulai dari buah-buahan yang dibawa dari Madura sampai bahan pokok kebutuhan masyarakat saat itu.
“Jembatan Petekan saat itu menjadi salah satu pusat perdagangan kapal-kapal tradisional," kata Freddy
Geladak jembatan ini tidak bisa diangkat lagi pada tahun 1980-an. Hingga pada Januari tahun 2011 geladak jembatan Petekan dipotong, dikarenakan balok-balok gelagar dan siku dicuri yang mengakibatkan geladak jembatan Petekan ini ambruk ke sungai. Dikarenakan perawatan dan usia, Jembatan Petekan kini sudah tidak berfungsi lagi.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait