"Itu adalah bom bunuh diri," kata Kepala Polisi Peshawar Ijaz Khan kepada Reuters.
Dia mengatakan aula masjid penuh dengan 400 jamaah saat itu dan banyak dari 170 orang yang terluka berada dalam kondisi kritis.
Korban tewas naik menjadi 59 setelah beberapa orang meninggal karena luka-luka mereka, kata pejabat rumah sakit Mohammad Asim dalam sebuah pernyataan. Polisi mengatakan 27 dari yang tewas adalah petugas polisi.
Taliban lokal yang dikenal sebagai Tehreek-e-Taliban Pakistan, kelompok payung Sunni dan kelompok militan sektarian, membantah bertanggung jawab.
Pengebom meledakkan dirinya pada saat ratusan orang berbaris untuk sholat, kata para pejabat.
"Kami telah menemukan jejak-jejak bahan peledak," kata Khan kepada wartawan, seraya menambahkan bahwa kesalahan keamanan jelas terjadi karena pengebom telah menyelinap melalui area paling aman di kompleks tersebut.
Penyelidikan sedang dilakukan untuk mengetahui bagaimana penyerang menembus penjagaan keamanan elit dan apakah ada bantuan orang dalam.
Tidak ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, yang terburuk di Peshawar sejak Maret 2022 ketika sebuah bom bunuh diri ISIS menewaskan setidaknya 58 orang di sebuah masjid Muslim Syiah selama sholat Jumat.
Peshawar, yang berada di tepi distrik kesukuan Pakistan yang berbatasan dengan Afghanistan yang dikuasai Taliban, sering menjadi sasaran kelompok militan Islam termasuk ISIS dan Taliban Pakistan.
"Tehreek-e-Taliban tidak ada hubungannya dengan serangan ini," kata TTP dalam sebuah pernyataan.
Pengeboman itu terjadi sehari sebelum misi Dana Moneter Internasional ke Islamabad untuk memulai pembicaraan tentang membuka pendanaan bagi ekonomi negara Asia Selatan itu, yang mengalami krisis neraca pembayaran.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait