Ia membuat sistem penggabungan Teknologi Geospasial untuk membuat visualisasi persebaran kejahatan dalam bentuk peta daerah. Disitu menggambarkan lokasi rawan kejahatan berdasarkan jumlah kasus kejadian menggunakan metode Algoritma K-Means Clustering.
"Pada fitur ini warga Surabaya akan mendapatkan informasi data kejahatan dan mengetahui tingkat kerawanan, sehingga bisa mengantisipasi hal yang tidak diinginkan,” ujarnya.
Mahasiswa kelahiran tahun 2000 ini mengaku beruntung dan bangga telah mampu menyelesaikan studinya selama 3,5 tahun di Untag Surabaya.
“Saya masuk di Untag Surabaya melalui jalur prestasi di bidang cipta karya teknologi informasi & komunikasi tingkat provinsi Jawa Timur dan berhasil mendapat beasiswa pada tahun 2019, ini yang menjadi semangat saya untuk kuliah,” terang Dhafiq.
Penelitian yang dibimbing oleh Kepala Prodi Sistem Teknologi dan Informasi, Supangat, M.Kom., ITIL., COBIT berhasil mengantarkan Dhafiq menjadi wisudawan pada Sabtu mendatang.
“Website ini sudah melewati penelitian hingga tugas akhir dan sudah bisa diimplementasikan. Untuk pelapor juga mudah karena bisa diakses lewat mobile juga, lewat media apapun bisa diakses. Karena ini riset pertama jadi hanya kebutuhan data saja yang kami tekankan," jelasnya.
Supangat juga menjelaskan untuk rencana kedepan, penelitian ini bisa lebih dikembangkan oleh mahasiswa lain.
"Arahnya ke tracking pelapor untuk mengantisipasi apabila ada laporan iseng atau bohong. Jadi ada aspek AI yang bisa dikembangkan lagi nantinya," tutupnya.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait